Wanita Tak Ternilai
ama-sama. Ia hanya menentang lalu lintas dengan kecepatan maksimal, untung saja lelaki t
ira. Bara menginjak rem dengan penuh kekuatan, sampai-sampai kepala wanita yang tidak h
a
mengeram kesakitan dan
ata di sebelah kiri sambil mengalus-a
kini posisi tubuh lelaki itu bersandar di kursi serta m
t! D
ma seseorang yang sangat dicintainya menelpon kembali.
iya s
ai keluar, sehingga Zhafira memberanikan menoleh tipis
untuk menemanimu ke Stary Mall." Bara memainkan rambut hitam l
kau akan membelikanku barang mewah?" Tangkas Mischa kepada Bara
yang harus kulaksanakan atas perintah Kakek." Jawab B
laki yang dikenal memiliki kekejaman dan penuh akan kata-kata kasar seperti binatang b
tap Bara dengan senyuman tipis dan berharap suatu saat nanti lelaki ini dapa
rti ini? Bayangkan Bara aku sudah menunggumu 10 menit di tempat ini." Mischa kembali berteriak kepada penerus tunggal Ke
hami kondisinya yang harus mengutamakan perintah sang kakek. Ia tidak bisa berbuat apa lagi
kan a
Tut
rena Mischa menutup smar
li meyakinkan bahwa telponny
menghubungi sang kekasih kembali. Namun
sedang sibuk. Coba menghub
k dan memukul setir mobilnya
iba dengan lelaki yang harus mendapa
lopak matanya menatap lelaki yang kini telah menjadi suaminya, "M
in
dapatkan pesan singkat kembali d
aga dengan baik
ischa yang kesal terhadapnya akibat harus mengantar Zhafira. Ka
el mahalnya itu mengarah wajah wan
aaa
ar dan menimbulkan sedikit goresan
ak akibat dentuman keras yang t
angat percaya, sedikit saja ia tidak bergerak cepat untuk menghindari l
g ini mengalir ke bawah mengikuti lekukan garis
h menyeramkan melotot dan mulutnya berk
it air mata, emosinya mele
ah bertemu Kakek dan tidak memintanya untuk menikahiku! Apa
n ikut berkaca-kaca. "Itu tidak benar Bara, ak
erguna ini, Bara semakin kesal. Tangannya deng
l
r di wajah Zhafira menempel
kan pernah mempercayai apa yang dikatakan wanita sia
agi wanita itu mendapatkan tamparan yang begitu luar bias
nya karena kini ia merasakan gen
dak akan ku antar ke rumah
g diperintahkan oleh kakeknya tadi. Ia kem
emeja dekat leher terputus dua. Bara sepertinya tidak memiliki tu
ng kakek, namun ia tidak bisa melakukannya. Dengan api
g tepat di depannya. Zhafira yang kini
pintu utama, kedua pasang suami istri i
akaian minim memperlihatkan lekukan tubu
an sinis. "Jangan menggodaku, kalian sama saja dengan w
coba mendekati Bara buyar, mereka engg
ah satu lelaki yang memang
eman pengusaha yang memang sering me
mana dengan Mischa?" tanya salah satu temannya yang me
n yang sangat murah. Apakah kalian