Wanita Tak Ternilai
pa perasaan Bara menarik kaki Zhafira, hi
de
ringis sambil memegangi
mua, Zhafira menatap nanar pada Bara. "Me-
nuh kebencian pada Zhafira. "Siapa yang mengi
a, bukankah it
ng baru saja dinikahinya beberapa ja
denganku? Cuih, jangan mimpi! Aku tidak sudi t
tidur di atas ranjang yang telah dinodai oleh kuman-kuman dari
gerak, Bara kembali membe
ha untuk berdiri, "Aduuh ..
eradu dengan kerasnya m
lututnya, ada be
seringaian kejam. "Jangan cengeng! Ing
n ini pasti tidak akan berjalan baik, tapi dia tidak menyangka ji
gan kakek Chandra Martinez, pria tua itu
Zhafira berusaha bangkit dari lantai, me
ita yang ia baru saja
ira, dia malah berteriak dari dala
salah satu pelayan yang ada di l
a kerjakan?" tanya pelayan wanita
enggantikan sprei ranjangku yang tela
hun bekerja di mansion keluarga Martinez i
mari, lalu mengambil sp
itu, dia bertanya, "Bi, bisakah aku ikut untuk membantumu memasangka
menggunakan pakaian seperti sail
olak Zhafira. Walau bagaimanapun, di mata pelayan
Jangan sekali-kali berlagak seperti kau ini adalah istri
sangar dari sang Tuan Muda, wanita setengah
t, karena setiap kata yang keluar
afira, saat ia harus menelan semua caci
i kehidupan bersama sesosok m
harus berada pada posisi tidak m
ke arah Bara, lelaki itu kini membelaka
dia sengaja melempar jas ya
ng, dia membuka sepatu dan lantas melempar bend
dia begitu terkejut dengan
benda terbang, dalam wujud sepatu mewah k
Zhafira sambil m
sungguh k
a lagi!' Bara me
getahui sepatu mahalnya tidak b
menindas Zhafira, karena saking ke
tur tarikan napas, dia menggigit bibir bagi
harus marah, kesal, atau bagaiman
dingin pelot
u seperti itu? Apa k
tapan sinis! Kau bukan siapa-siapa di sini, kau tidak lebih
cikmu!Seorang wanita rendahan yang rel
pan kakek, tapi aku ... aku tidak akan
ngin sekali menyuruh ke
dituduhkan oleh Bara sam
tika pria tua itu tiba-tiba datang dan menawarka
di otak Zhafira
ekedar mengatakan yang sebenarny
n pasrah menerima cacian yang
mpat duduknya sambil
, sud
kkan wajah sok polos itu di depanku, meli
a berkata sambil membelakangi Zhafira, "Satu lagi, jangan lupa
ambil jas dan sepatu yang sengaja Bara lempar itu,
balkon kamar. Wajahnya sendu, menunjukkan bahwa
gin me
di depan pria kejam seperti Bara, pria itu tidak
ang tegar, lebih tegar dari si
gap dirinya tidak lebih dari sekedar kot
g begitu kejam, Zhafira masih harus me
ernah diharapkan oleh w
erlakuan mesra dari suami, seperti
a untuk waras, dan ing
an menjalani malam penganti
mental, agar dia siap menerima cacian dan hina
ang tampak indah malam ini, penuh dengan bintang
, Zha tidak tahu bagaimana nasib Zha kedepannya. Namun, Zha akan
an Zhafira buyar seketika
bilang, letakkan sepatu dan jas itu di atas sofa,
e dalam kamar. Menurut wanita polos ini,
letakkan di atas sofa? Bisa-bisa
alkan ini sengaja menyuruh Zhafira meletakkan
n kesalahan, dan ia jadi memiliki alasan un
enatap wajah Bara, "Maaf Bara,
t! Dr
tapi urung karena mendengar
uh lebih penting