icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Derita berujung bahagia

Bab 3 Sudah minta, marah lagi

Jumlah Kata:1567    |    Dirilis Pada: 16/07/2022

Bu?" tanya Shaka seten

angan dia mau minta tolong lagi sama

ia hanya cengar-cengir tak karuan saja. Sepertinya dia enggan

an 'Nak' sama seperti aku. Gayanya seperti orang lemah lembut saja, padahal dulu sewaktu Shaka

alnya, dan akhirnya menatap m

dia menggebu-gebu membenci Bang Hakam, namun di depannya dia masih mempertahankan etika kesopanannya sebagai anak, mau mema

dari Shaka. Dan berbeda balik dengan aku, rasanya hati ini kesal pada Shaka

asti akan kesal karena sikapnya yang terlalu ba

ah berbisik padaku, lalu Shaka melangkah, dan dengan santainya di

enyusul Shaka, lalu duduk

ada orang yang kehausan," sin

ndir dengan ucapanku barusan. Ya, seharusnya orang seperti dia jangan dibikin nyaman d

kin tahu aku hanya sekedar basa-basi saja, biar tidak t

h ke dalam dua gelas, tentunya untuk Shaka dan mantan suamiku. Saat menuangkan air minum ke dalam ge

ke beranda depan sambil membawa ai

aruhnya dengan sedikit kasar, hingga air minum tersebut sedikit bercipratan ke meja. Dan Bang Hakam terli

ya aku pun berinisiatif untuk memulainya, agar Bang Hakam cepat mengutarakan apa

ng ada orangnya. Cepat katakan! Ada perlu apa?" Ta

jahnya jika dia sedang susah. Tak seperti dulu yang selalu menatap tega

an, Ayah benar-benar tidak punya uang. Lagipula kan kamu sudah bekerja dan tentunya banyak uang, tolonglah orang tua

arkan demi wanita yang bernama Mira itu. Ya, dia adalah wanita selingkuhan Bang Hakam yang kini sudah menjadi istrinya dan mengandung anak

ara. Aku ingin mendengar apa yang akan d

tri baru dan anak tiri Ayah. Dan sudah aku katakan, aku tak banyak uang untuk menolong hidup kalian. Lagipula itu bukan urusan

orang tua. Berbakti pada seorang Ayah itu wajib hukumnya, Shaka," uja

enghembuskan nafas, demi mendengar ka

Sengaja aku memotong perkataan Bang Hakam. Rasanya rasa

hku dengan sorotan mata y

ng baik-baik, diajarin hormat dan sayang pada Ayahnya, bukan sebaliknya diajarin membenci Ayahnya." Ya, Gusti Allah ingin rasanya aku menimpuk

. Entah apa lagi yang harus aku katakan pada laki-laki yang

juga tidak sayang padanya. Sadar nggak sih dulu kamu menelantarkan Shaka? Sadar ngg

. Dia pun nampak ingin marah padaku, namun demi mengingat niatnya untuk

Shaka. Sedangkan kewajibanku menanggung Istri dan keluargaku." Entah

wajahnya. Sepertinya dia enggan untuk menyahuti perkataan Bang Hakam. Ya, memang jika diladeni ras

inta tolong sama dia? Ya, sudah kesusahanmu itu berbagi saja dengan Istri dan keluargamu saja

ya mantan Ayah, ingat itu!" Perkataan Bang Hakam sudah ngelantur kem

yang semakin ngelantur kemana-mana, akhirnya dia angkat bicara juga. M

untuk lahiran Istri barumu itu." Kata-kata Shaka terdengar tajam. Terlihat benar

sudah mendidik kamu jadi anak yang tidak benar." Gila ini lelaki

dulu tega sama dia, iya, kan?"

enggebrak meja. Kedua matanya memerah, den

elitnya," geram Bang Hakam dengan ge

lihat dadanya naik turun, demi men

rti ini, jadi jangan pernah satu kata pun Ayah mengeluarkan kata-kata kotor pada Ibuku. Ingat itu, camkan baik-baik!" Tan

benar-benar sudah tidak tahan den

ak mau bertemu denganmu lagi! Pergilah!" Aku menunjuk ke arah depan den

ajunya yang sedikit kusut, menandakan dia akan bers

it padaku, bukan?" Sebelum dia bangkit dari duduknya, sempat-sempatnya dia bicara seperti itu. Dasar la

banting kasar pagar rumahku. Untung saja jantungk

h minta, marah lagi," gumamku sambi

ke dalam rumah. Dan klek, aku menutup pintu deng

rdengar pintu diketuk keras dari luar. Sejenak ak

mulai panas dan dongkol lagi, kare

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Dasar tak tahu diri2 Bab 2 Kehadiran yang tak diinginkan3 Bab 3 Sudah minta, marah lagi4 Bab 4 Menyesal tidaklah berguna5 Bab 5 Pelit pada istri dan royal pada selingkuhan6 Bab 6 Wanita gila yang bertamu7 Bab 7 Ibu tiri yang tidak punya urat malu8 Bab 8 Memalukan9 Bab 9 Ikatan batin ibu dan anak10 Bab 10 Rencana licik Mira11 Bab 11 Wajah yang tidak asing lagi12 Bab 12 Penolakan tidak bersyarat13 Bab 13 Rasa marah dan benci yang sesungguhnya14 Bab 14 Orang-orang tidak tahu diri mati kutu15 Bab 15 Si pengirim pesan misterius16 Bab 16 Siapa malam-malam bertamu 17 Bab 17 Semakin ingin tahu18 Bab 18 Ternyata itu Pak Arjun19 Bab 19 Pelakor dan anaknya sama saja20 Bab 20 Anak tiri yang tidak tahu 21 Bab 21 Siapa wanita itu 22 Bab 22 Anak dan Ibu sama-sama gilanya23 Bab 23 Sesuatu yang aneh24 Bab 24 Terkejut25 Bab 25 Kecurigaan Arini26 Bab 26 Sebuah ancaman27 Bab 27 Sebuah persekongkolan28 Bab 28 Kewaspadaan Arjun29 Bab 29 Rencana A30 Bab 30 Siapa pemilik mobil itu 31 Bab 31 Kejadian di dalam mobil32 Bab 32 Lolos dari bahaya33 Bab 33 Kekhawatiran Arini34 Bab 34 Kejujuran Arjun35 Bab 35 Membuat perhitungan36 Bab 36 Jawaban tepat untuk mereka37 Bab 37 Perlawanan untuk mereka38 Bab 38 Cepatlah menikah!39 Bab 39 Pengambilan hak alih rumah40 Bab 40 Mati kutunya orang-orang licik41 Bab 41 Kekalahan untuk orang-orang jahat42 Bab 42 Darimana Lola mendapatkan harta 43 Bab 43 Sesuatu yang akan Pak Arjun katakan44 Bab 44 Dilema45 Bab 45 Mantan istri yang serakah46 Bab 46 Mantan istri yang selalu mengganggu47 Bab 47 Ketika hati sudah mantap48 Bab 48 Malam yang bahagia49 Bab 49 Kedekatan Arini dan calon Ibu mertua50 Bab 50 Mengunjungi saudara51 Bab 51 Adu mulut yang menyisakan luka52 Bab 52 Ketulusan hati53 Bab 53 Cepatlah menikah!54 Bab 54 Kejutan dari calon suami55 Bab 55 Kedatangan Hakam56 Bab 56 Adu mulut Arini dan Hakam57 Bab 57 Sesuatu yang dilakukan Arjun58 Bab 58 Sebuah kebaikan59 Bab 59 Hari pernikahan60 Bab 60 Tamu undangan yang bikin onar61 Bab 61 Ketakutan Hakam62 Bab 62 Adik untuk Shaka63 Bab 63 Nasihat Paman Jaya64 Bab 64 Rencana Arjun65 Bab 65 Sekarang aku punya ayah66 Bab 66 Sentuhan pertama 21+67 Bab 67 Perang di sosmed68 Bab 68 Ketulusan hati Arjun69 Bab 69 Menghilangnya Bu Rumi70 Bab 70 Cerita Bu Rumi71 Bab 71 Mengikuti72 Bab 72 Lebih baik lebih cepat73 Bab 73 Berdiskusi74 Bab 74 Menjebak75 Bab 75 Masuk jebakan76 Bab 76 Firasat buruk77 Bab 77 Kebusukan Hakam78 Bab 78 Manusia berhati Iblis79 Bab 79 Kobaran api yang menyala80 Bab 80 Bersilat lidah81 Bab 81 Rekaman CCTV82 Bab 82 Wanita-wanita yang haus nafsu83 Bab 83 Permainan cinta Ilham84 Bab 84 Bermain cantik85 Bab 85 Terima kasih Tuhan86 Bab 86 Tertangkap basah87 Bab 87 Sebuah penawaran88 Bab 88 Hati yang bahagia89 Bab 89 Sang penakluk hati, si perayu ulung.90 Bab 90 Kemarahan Mira91 Bab 91 Obrolan yang membakar hati92 Bab 92 Sebuah penyesalan93 Bab 93 Dilema94 Bab 94 Pagi hari yang terganggu95 Bab 95 Saling bersitegang96 Bab 96 Tontonan yang menarik97 Bab 97 Urusanku denganmu belum selesai, Hakam!98 Bab 98 Teruskan saja!99 Bab 99 Mendatangi Hakam100 Bab 100 Di balik diamnya seorang Arjun