icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Derita berujung bahagia

Bab 9 Ikatan batin ibu dan anak

Jumlah Kata:1630    |    Dirilis Pada: 16/07/2022

ku mengibaskan tangan di depan w

u. Dan Konyolnya, entah kenapa sesekali dia melirik

h. Mungkin saja itu sosok pangeran yang didatangkan oleh Tuhan untuk Mbak Arini yang canti

na. Dasar ini bocah bisa-bisanya dia me

gini masa iya dibilang cantik. Lina, Lina, kamu ini ad

Lina menggodaku. Malah dia sengaja menaikkan sedikit suaranya, hingga sebagian pen

p mulut Lina dan mel

pelan dengan suara yang tertahan. Ini bocah mulutnya benar-benar nggak

rkekeh sampai berderai airmata, h

n untuk mencari rizki. Dan waktu pun sekarang sudah mulai menjelang malam, tapi sengaja aku belum menutup rumah makank

jung pun sudah mulai tidak ada, dan a

emutuskan untuk duduk kembali, dan melihat ponselku. Ternyata Shaka yang menelepon. Rupanya dia sudah pulang bekerja. Ah, kasihan anakku Shaka pulang kerja tidak ada ak

dengar suara Shak

pulang?" tanyaku sambil duduk k

nggak, Bu?" tanya Shaka yang dari nada suar

sini," jawabku dengan suasana hati yang bahagia. Ya, meskipun kebahagiaan ini tad

ikin usaha. Ya, sudah, sekarang Ibu pulang saja! Atau kalau takut pulang malam nanti Shaka susul s

pasti numpang ikut sama Ibu, rumah dia kan dekat sama kita," tolakku lemb

Shaka?" Shaka bertanya lagi, sep

n kamu istirahat saja, pasti capek kan?" Aku

ati selalu kepikiran Ibu terus. Aku takut Ibu kenapa-kenapa." Suara Shaka terdengar mel

irkan aku terus. Ya, mungkin kejadianku tadi pagi dengan Mira itu langsung kontak batin d

asihan Lina sendirian di dapur," dustaku tidak memberitahukan perihal sebenarnya yang terjadi tadi pagi dengan Mira kepada Sha

u tak ingin menambah beban pikirannya dengan penawaran gila Si Mira itu. Biarlah

as lega, bersyukur karena Shaka tidak terlalu mempertanyakan perihal hatinya yang mendadak tidak

sa. Dia begitu cekatan dalam membantu pekerjaan. Tinggal menyapu lantai saja pekerjaan

sai. Setelah memastikan semuanya telah aman dan benar, aku

erlihat kosong, mungkin sebagian orang sudah selesai dengan aktivitasnya di

ama, Lina pun turun dari sepeda motor,

adaku. Sebelum masuk ke dalam rumahnya, sempat-sempatnya dia menggodaku seperti i

Istirahatlah!" Aku mendorong pelan tu

ecil, hingga tawanya itu menghilang seiring d

kan sepeda motorku. Setelah melewati barisan lima rumah dari tempat Lina tinggal, akhi

pintu, gagang pintu dari dalam rumah sudah terdengar diputar. Perlahan pintu terbuka, dan terlihat Shaka menyam

minum dulu, ya." Begitu hormatnya Shaka padaku, tanpa dimin

n sisa-sisa dari rasa lelah dan letihku sesudah seharian mencari rezeki, tapi aku mensyukuriny

kue untukku. Ah, anak itu membuat aku selalu terharu dan bangga padanya. Mungkin kare

hangat dan makanan di atas meja. K

erasa enak sekali pijatan Shaka, membuat tubuhku sedikit rileks. Maklumlah tubuhku yang tidak muda lagi ini

sejenak aku membiarkan mulut ini mencicipi aneka kue yang dibawa Shaka, enak sekali. Satu persatu kue-kue tersebut sudah berpindah tempat ke mulutku, hingga hampir setengah piring aku menghab

wajahnya. Apalagi ketika melihat aku lahap memakan kue ter

dia masih kecil seperti dulu, hingga aku merasa bersalah tidak bisa menyediakan dia makanan di saat pulang kerja. Malah sebaliknya sekarang dia yang menyediakan makanan untukku. Anak ini dari

nin Ibu terus." Shaka bergelayut manja di tanganku. Lah, katanya bukan anak kecil, tapi kenapa dia manja padaku?

makan siang. Katanya dia juga pernah makan siang di lingkungan rumah makan kita, Bu. Terus di

u makannya di restoran bukan di rumah makan kecil." Aku menangkupkan kedua tanganku di pipi Shaka dan me

ka itu orangnya baik banget, suka berbaur dengan siapa saja. Enak dia

anti besok Ibu akan buatkan menu spesial yang paling enak buat kalian be

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Dasar tak tahu diri2 Bab 2 Kehadiran yang tak diinginkan3 Bab 3 Sudah minta, marah lagi4 Bab 4 Menyesal tidaklah berguna5 Bab 5 Pelit pada istri dan royal pada selingkuhan6 Bab 6 Wanita gila yang bertamu7 Bab 7 Ibu tiri yang tidak punya urat malu8 Bab 8 Memalukan9 Bab 9 Ikatan batin ibu dan anak10 Bab 10 Rencana licik Mira11 Bab 11 Wajah yang tidak asing lagi12 Bab 12 Penolakan tidak bersyarat13 Bab 13 Rasa marah dan benci yang sesungguhnya14 Bab 14 Orang-orang tidak tahu diri mati kutu15 Bab 15 Si pengirim pesan misterius16 Bab 16 Siapa malam-malam bertamu 17 Bab 17 Semakin ingin tahu18 Bab 18 Ternyata itu Pak Arjun19 Bab 19 Pelakor dan anaknya sama saja20 Bab 20 Anak tiri yang tidak tahu 21 Bab 21 Siapa wanita itu 22 Bab 22 Anak dan Ibu sama-sama gilanya23 Bab 23 Sesuatu yang aneh24 Bab 24 Terkejut25 Bab 25 Kecurigaan Arini26 Bab 26 Sebuah ancaman27 Bab 27 Sebuah persekongkolan28 Bab 28 Kewaspadaan Arjun29 Bab 29 Rencana A30 Bab 30 Siapa pemilik mobil itu 31 Bab 31 Kejadian di dalam mobil32 Bab 32 Lolos dari bahaya33 Bab 33 Kekhawatiran Arini34 Bab 34 Kejujuran Arjun35 Bab 35 Membuat perhitungan36 Bab 36 Jawaban tepat untuk mereka37 Bab 37 Perlawanan untuk mereka38 Bab 38 Cepatlah menikah!39 Bab 39 Pengambilan hak alih rumah40 Bab 40 Mati kutunya orang-orang licik41 Bab 41 Kekalahan untuk orang-orang jahat42 Bab 42 Darimana Lola mendapatkan harta 43 Bab 43 Sesuatu yang akan Pak Arjun katakan44 Bab 44 Dilema45 Bab 45 Mantan istri yang serakah46 Bab 46 Mantan istri yang selalu mengganggu47 Bab 47 Ketika hati sudah mantap48 Bab 48 Malam yang bahagia49 Bab 49 Kedekatan Arini dan calon Ibu mertua50 Bab 50 Mengunjungi saudara51 Bab 51 Adu mulut yang menyisakan luka52 Bab 52 Ketulusan hati53 Bab 53 Cepatlah menikah!54 Bab 54 Kejutan dari calon suami55 Bab 55 Kedatangan Hakam56 Bab 56 Adu mulut Arini dan Hakam57 Bab 57 Sesuatu yang dilakukan Arjun58 Bab 58 Sebuah kebaikan59 Bab 59 Hari pernikahan60 Bab 60 Tamu undangan yang bikin onar61 Bab 61 Ketakutan Hakam62 Bab 62 Adik untuk Shaka63 Bab 63 Nasihat Paman Jaya64 Bab 64 Rencana Arjun65 Bab 65 Sekarang aku punya ayah66 Bab 66 Sentuhan pertama 21+67 Bab 67 Perang di sosmed68 Bab 68 Ketulusan hati Arjun69 Bab 69 Menghilangnya Bu Rumi70 Bab 70 Cerita Bu Rumi71 Bab 71 Mengikuti72 Bab 72 Lebih baik lebih cepat73 Bab 73 Berdiskusi74 Bab 74 Menjebak75 Bab 75 Masuk jebakan76 Bab 76 Firasat buruk77 Bab 77 Kebusukan Hakam78 Bab 78 Manusia berhati Iblis79 Bab 79 Kobaran api yang menyala80 Bab 80 Bersilat lidah81 Bab 81 Rekaman CCTV82 Bab 82 Wanita-wanita yang haus nafsu83 Bab 83 Permainan cinta Ilham84 Bab 84 Bermain cantik85 Bab 85 Terima kasih Tuhan86 Bab 86 Tertangkap basah87 Bab 87 Sebuah penawaran88 Bab 88 Hati yang bahagia89 Bab 89 Sang penakluk hati, si perayu ulung.90 Bab 90 Kemarahan Mira91 Bab 91 Obrolan yang membakar hati92 Bab 92 Sebuah penyesalan93 Bab 93 Dilema94 Bab 94 Pagi hari yang terganggu95 Bab 95 Saling bersitegang96 Bab 96 Tontonan yang menarik97 Bab 97 Urusanku denganmu belum selesai, Hakam!98 Bab 98 Teruskan saja!99 Bab 99 Mendatangi Hakam100 Bab 100 Di balik diamnya seorang Arjun