icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Derita berujung bahagia

Bab 2 Kehadiran yang tak diinginkan

Jumlah Kata:1549    |    Dirilis Pada: 16/07/2022

Shaka sibuk berkutat di layar laptopnya. Memang aku akui dia memang anak yang rajin dan peke

yandang gelar Sarjana. Namun hari bahagiaku ini sedikit terganggu, karena adanya kehadiran Bang Hakam dan keluarganya yang datang secara tiba-tiba itu, setelah belasan tahun lamanya kami tidak be

nakan untuk keperluanmu!" Aku ingat kata-kata yang menyakitkan itu,

ka berusia 5 tahun ketika aku dan Bang Hakam bercerai. Sedih memang sedih harus dibuang dan dicampa

uncul di benakku. Hingga tak terasa di ujung ekor mataku menggenang

dih itu dalam benakku. Sekarang aku sudah bahagia dengan anakk

an pintu terdengar dua kali dari luar, dan siapa lagi jika bukan Shaka anakku

etapa sopannya anakku ini, mau bertemu denganku saja harus minta izin

acauan yang ada di wajahku. Sisa-sisa genangan air mata buru-buru aku seka dengan ujung bajuku, agar tidak terlihat jika

lu dia duduk di sampingku. Sejenak dia menatapku, s

punggung tanganku, yang kulitnya lumayan sudah ti

irkan Ibu." Aku mencoba menyembunyikan rasa sedih,

ejenak Shaka terdiam, dan sejurus kemu

a sebenarnya tidak senang bertemu dengan laki-laki itu lagi. Apalagi minta tolong demi

u minta uang, padahal dulu mana ingat dia sama kamu, Nak." Aku pun sama kesalnya seper

ya." Tanpa disangka dan di luar dugaanku, tiba-tiba Shaka berkata seperti itu. Ingin rasanya aku tertawa, bisa-bisanya anakku bisa berpikiran ke arah itu. S

nya. Tujuh turunan pun Ibu tak sudi berbaik hati lagi dengan

n jika itu terjadi, Shaka akan hidup sendiri tidak mau tinggal lagi dengan Ibu, titik." Ter

mbali lagi pada Ibu, setelah belasan tahun lamanya dia mencampakkan kita. Kita berdua sekarang sudah bahagia da

an berisi, tak bisa aku peluk dalam gendonganku lagi. Sekarang Shaka anakku sudah tumbuh besar dan dewas

ak dingin. Kita makan bareng-bareng, yah. Rasanya Ibu sudah lama tidak makan bareng lagi sama kamu. Ayo, Nak!" Shaka begitu nyaman ada dalam pel

Shaka menye

hangatkan dulu makanan agar nanti dimakan tidak teras

ku membawa satu persatu makanan yang barusan sudah aku hangatin, dan ter

air liurku menetes, sudah tak tahan lagi menahan lapar. Dan

-sampai dia tersedak, saking cepatnya dia makan. Dan aku pun sejenak memandangnya dengan tatapan bahagia. Sekarang dia bisa makan enak, makanan apapun

aka membuyarkan lamunanku. Sejenak dia pun men

elagapan, karena malu sudah ket

ama-sama dengan lahap dan penuh suka cita. Beberapa kali anakku menambah makan lagi, rupanya dia benar-benar sedang lapar. Maklum tadi selepas usai acara wisuda aku

dari arah luar terdengar suara ketukan pint

ami, dan mempertegas pendengaran kami, memastika

ni aku tidak punya janji dengan tem

" Aku mengangkat kedua bahuku. Namun sesaat kemudian aku teringat pada Mang Kardi petugas kebersi

itu Mang Kardi," ucapny

ggu." Aku pun langsung menghentikan aktivitas makan,

ernyata orang yang ada di hadapanku ini bukannya Mang Kardi, melainkan lel

menampakkan batang hidungnya l

membuang kasar wajahku

Bang Hakam mem

ta itu yang kelu

il larak lirik ke arah dalam sep

? Apa tadi kamu tidak cukup bertemu dengan Shaka?" Rasanya aku ingin me

n Shaka!" Shaka lagi, Shaka lagi, sepertinya orang ini tak bosan-b

asihan dia capek." Boh

ri raut wajahnya jika dia ing

i!" Usirku, yang sudah tidak tah

nmu, Arini." Lagi dan lagi dia menyertak

kitpun. Bayangkan belasan tahun lamanya dia mencampakkan Shaka begitu saja

an langkahnya terhenti seiring kedua matanya menangka

ta Bang Hakam berbinar-bin

pak dia pun tak suka atas kedatang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Dasar tak tahu diri2 Bab 2 Kehadiran yang tak diinginkan3 Bab 3 Sudah minta, marah lagi4 Bab 4 Menyesal tidaklah berguna5 Bab 5 Pelit pada istri dan royal pada selingkuhan6 Bab 6 Wanita gila yang bertamu7 Bab 7 Ibu tiri yang tidak punya urat malu8 Bab 8 Memalukan9 Bab 9 Ikatan batin ibu dan anak10 Bab 10 Rencana licik Mira11 Bab 11 Wajah yang tidak asing lagi12 Bab 12 Penolakan tidak bersyarat13 Bab 13 Rasa marah dan benci yang sesungguhnya14 Bab 14 Orang-orang tidak tahu diri mati kutu15 Bab 15 Si pengirim pesan misterius16 Bab 16 Siapa malam-malam bertamu 17 Bab 17 Semakin ingin tahu18 Bab 18 Ternyata itu Pak Arjun19 Bab 19 Pelakor dan anaknya sama saja20 Bab 20 Anak tiri yang tidak tahu 21 Bab 21 Siapa wanita itu 22 Bab 22 Anak dan Ibu sama-sama gilanya23 Bab 23 Sesuatu yang aneh24 Bab 24 Terkejut25 Bab 25 Kecurigaan Arini26 Bab 26 Sebuah ancaman27 Bab 27 Sebuah persekongkolan28 Bab 28 Kewaspadaan Arjun29 Bab 29 Rencana A30 Bab 30 Siapa pemilik mobil itu 31 Bab 31 Kejadian di dalam mobil32 Bab 32 Lolos dari bahaya33 Bab 33 Kekhawatiran Arini34 Bab 34 Kejujuran Arjun35 Bab 35 Membuat perhitungan36 Bab 36 Jawaban tepat untuk mereka37 Bab 37 Perlawanan untuk mereka38 Bab 38 Cepatlah menikah!39 Bab 39 Pengambilan hak alih rumah40 Bab 40 Mati kutunya orang-orang licik41 Bab 41 Kekalahan untuk orang-orang jahat42 Bab 42 Darimana Lola mendapatkan harta 43 Bab 43 Sesuatu yang akan Pak Arjun katakan44 Bab 44 Dilema45 Bab 45 Mantan istri yang serakah46 Bab 46 Mantan istri yang selalu mengganggu47 Bab 47 Ketika hati sudah mantap48 Bab 48 Malam yang bahagia49 Bab 49 Kedekatan Arini dan calon Ibu mertua50 Bab 50 Mengunjungi saudara51 Bab 51 Adu mulut yang menyisakan luka52 Bab 52 Ketulusan hati53 Bab 53 Cepatlah menikah!54 Bab 54 Kejutan dari calon suami55 Bab 55 Kedatangan Hakam56 Bab 56 Adu mulut Arini dan Hakam57 Bab 57 Sesuatu yang dilakukan Arjun58 Bab 58 Sebuah kebaikan59 Bab 59 Hari pernikahan60 Bab 60 Tamu undangan yang bikin onar61 Bab 61 Ketakutan Hakam62 Bab 62 Adik untuk Shaka63 Bab 63 Nasihat Paman Jaya64 Bab 64 Rencana Arjun65 Bab 65 Sekarang aku punya ayah66 Bab 66 Sentuhan pertama 21+67 Bab 67 Perang di sosmed68 Bab 68 Ketulusan hati Arjun69 Bab 69 Menghilangnya Bu Rumi70 Bab 70 Cerita Bu Rumi71 Bab 71 Mengikuti72 Bab 72 Lebih baik lebih cepat73 Bab 73 Berdiskusi74 Bab 74 Menjebak75 Bab 75 Masuk jebakan76 Bab 76 Firasat buruk77 Bab 77 Kebusukan Hakam78 Bab 78 Manusia berhati Iblis79 Bab 79 Kobaran api yang menyala80 Bab 80 Bersilat lidah81 Bab 81 Rekaman CCTV82 Bab 82 Wanita-wanita yang haus nafsu83 Bab 83 Permainan cinta Ilham84 Bab 84 Bermain cantik85 Bab 85 Terima kasih Tuhan86 Bab 86 Tertangkap basah87 Bab 87 Sebuah penawaran88 Bab 88 Hati yang bahagia89 Bab 89 Sang penakluk hati, si perayu ulung.90 Bab 90 Kemarahan Mira91 Bab 91 Obrolan yang membakar hati92 Bab 92 Sebuah penyesalan93 Bab 93 Dilema94 Bab 94 Pagi hari yang terganggu95 Bab 95 Saling bersitegang96 Bab 96 Tontonan yang menarik97 Bab 97 Urusanku denganmu belum selesai, Hakam!98 Bab 98 Teruskan saja!99 Bab 99 Mendatangi Hakam100 Bab 100 Di balik diamnya seorang Arjun