icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Derita berujung bahagia

Derita berujung bahagia

icon

Bab 1 Dasar tak tahu diri

Jumlah Kata:1408    |    Dirilis Pada: 16/07/2022

datang kesini?" tany

dengan perubahan sikapku yang sekarang, berani melawan pada mereka. Tidak seperti dulu sewaktu

ingku, jadi aku berhak menghadiri acara wisudanya," j

a kemana aja selepas kita berpisah? Bukankah darah dagingnya membutuhkan nafkah darinya? Tapi tidak dengan Bang Hakam, dia menelantarkan Shaka, mencampakkan

tinggal memetik hasil dari perjuangannya, barulah dia b

mu, kamu tak sepeser pun bertanggung jawab padanya. Dan sekarang kamu bilang darah daging? Mimpi, ya, kamu. Sekarang anakku tak butuh lagi ke

Apalagi Ibunya Bang Hakam yang mencebik setengah mati kepad

Ayahnya Shaka. Wanita macam apa kamu ini, hah?" Kini giliran Ibunya Bang Hakam yang berkata sambil berkacak pinggang. Benar-benar kel

ini bukan di tempat umum, sudah kudamprat

ngatku, bukan keringat anakmu. Sekarang saja kamu mengaku Shaka sebagai anak Bang Hakam, dulu kamu mana sudi mau mengakui Shaka sebagai anak Bang Hakam, karena kamu

juga berhak mendapatkannya, karena dia juga cucu mereka sendiri. Namun dasar mereka orang serakah tak ingin hartanya berkurang, lantas melupakan Shaka sebagai salah satu ahli waris harta almarhum Ayahnya

ak bergeming. Bahkan saudara-saudaranya yang lain lebih memilih menghindar dan menjauh dariku. Mungkin mereka takut kena semprot sasaranku selanjutnya, karena mereka

edang bersitegang, tiba-tiba Shaka a

ka mencium pipiku, mungkin dia senang sudah menemukanku. Ya, memang tadi aku pergi sebentar untuk ke kamar mand

sai?" tanyaku sambil merapikan baju kebesaran wisudanya, dan t

anya Shaka pun tidak sudi menoleh ke arah Ayahnya. Ya, aku pun tahu karena luka hatinya yang sudah menganga besar a

Hakam, seolah-olah dia ingin mengh

Hakam yang terdengar basa-basi kepada Shaka. Entah apa maksudnya dia menanyakan perihal pekerjaan anakku Shaka, dan it

menoleh ke arah Ayahnya. Dan tentuny

a. Memangnya kenapa bertanya seperti

m bicara seolah-olah dia tak pernah punya salah sedikitpun kepada Shaka. Bahkan b

ertanya-tanya apa yang ingin dibicarakan Bang H

aka yang terdengar singkat saja. Lalu dia membuang wa

sesuatu hal yang penting yang ingin mereka sampaikan p

uk lahiran Mira." Sepertinya Bang Hakam ragu untuk mengataka

butuh untuk uang lahiran Mira. Kasihan dia, Nak."

olongan padanya. Rasanya aku ingin tertawa terbahak-bahak mengolok-olok mereka. Benar-benar orang yang tak tahu diri. Dan benar tepat dugaanku, ternyata ada udang

anakku. Kamu punya rasa malu nggak?" sindirku pedas. Be

arahku dan berdecak sebal. Se

kamu jangan besar kepala seperti itu." Dengan manisnya dia berbicara sep

kamu hanya peduli sama Istri baru dan keluargamu saja. Oh, ya, kamu minta bantuan saja pada anak tirimu itu, bukankah kamu lebih sayang sama anak tirimu darip

u adalah Ayahnya," bentak Bang Hakam yang siap melayangkan tangannya menampar pipiku. Namun tak semudah

ngsung mencekal pergelangan tangan Bang Ha

aku tak banyak uang untuk membantu lahiran Istri barumu itu. Minta saja sama anaknya j

k turun, demi menahan amarahnya pada penolakan Shaka. Namun rupanya dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Entah sadar diri atau

haka yang segera menarik tanganku agar seger

gan teman-teman Shaka yang sedang berfoto ria atas kelulusan akademi mereka. Ta

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Dasar tak tahu diri2 Bab 2 Kehadiran yang tak diinginkan3 Bab 3 Sudah minta, marah lagi4 Bab 4 Menyesal tidaklah berguna5 Bab 5 Pelit pada istri dan royal pada selingkuhan6 Bab 6 Wanita gila yang bertamu7 Bab 7 Ibu tiri yang tidak punya urat malu8 Bab 8 Memalukan9 Bab 9 Ikatan batin ibu dan anak10 Bab 10 Rencana licik Mira11 Bab 11 Wajah yang tidak asing lagi12 Bab 12 Penolakan tidak bersyarat13 Bab 13 Rasa marah dan benci yang sesungguhnya14 Bab 14 Orang-orang tidak tahu diri mati kutu15 Bab 15 Si pengirim pesan misterius16 Bab 16 Siapa malam-malam bertamu 17 Bab 17 Semakin ingin tahu18 Bab 18 Ternyata itu Pak Arjun19 Bab 19 Pelakor dan anaknya sama saja20 Bab 20 Anak tiri yang tidak tahu 21 Bab 21 Siapa wanita itu 22 Bab 22 Anak dan Ibu sama-sama gilanya23 Bab 23 Sesuatu yang aneh24 Bab 24 Terkejut25 Bab 25 Kecurigaan Arini26 Bab 26 Sebuah ancaman27 Bab 27 Sebuah persekongkolan28 Bab 28 Kewaspadaan Arjun29 Bab 29 Rencana A30 Bab 30 Siapa pemilik mobil itu 31 Bab 31 Kejadian di dalam mobil32 Bab 32 Lolos dari bahaya33 Bab 33 Kekhawatiran Arini34 Bab 34 Kejujuran Arjun35 Bab 35 Membuat perhitungan36 Bab 36 Jawaban tepat untuk mereka37 Bab 37 Perlawanan untuk mereka38 Bab 38 Cepatlah menikah!39 Bab 39 Pengambilan hak alih rumah40 Bab 40 Mati kutunya orang-orang licik41 Bab 41 Kekalahan untuk orang-orang jahat42 Bab 42 Darimana Lola mendapatkan harta 43 Bab 43 Sesuatu yang akan Pak Arjun katakan44 Bab 44 Dilema45 Bab 45 Mantan istri yang serakah46 Bab 46 Mantan istri yang selalu mengganggu47 Bab 47 Ketika hati sudah mantap48 Bab 48 Malam yang bahagia49 Bab 49 Kedekatan Arini dan calon Ibu mertua50 Bab 50 Mengunjungi saudara51 Bab 51 Adu mulut yang menyisakan luka52 Bab 52 Ketulusan hati53 Bab 53 Cepatlah menikah!54 Bab 54 Kejutan dari calon suami55 Bab 55 Kedatangan Hakam56 Bab 56 Adu mulut Arini dan Hakam57 Bab 57 Sesuatu yang dilakukan Arjun58 Bab 58 Sebuah kebaikan59 Bab 59 Hari pernikahan60 Bab 60 Tamu undangan yang bikin onar61 Bab 61 Ketakutan Hakam62 Bab 62 Adik untuk Shaka63 Bab 63 Nasihat Paman Jaya64 Bab 64 Rencana Arjun65 Bab 65 Sekarang aku punya ayah66 Bab 66 Sentuhan pertama 21+67 Bab 67 Perang di sosmed68 Bab 68 Ketulusan hati Arjun69 Bab 69 Menghilangnya Bu Rumi70 Bab 70 Cerita Bu Rumi71 Bab 71 Mengikuti72 Bab 72 Lebih baik lebih cepat73 Bab 73 Berdiskusi74 Bab 74 Menjebak75 Bab 75 Masuk jebakan76 Bab 76 Firasat buruk77 Bab 77 Kebusukan Hakam78 Bab 78 Manusia berhati Iblis79 Bab 79 Kobaran api yang menyala80 Bab 80 Bersilat lidah81 Bab 81 Rekaman CCTV82 Bab 82 Wanita-wanita yang haus nafsu83 Bab 83 Permainan cinta Ilham84 Bab 84 Bermain cantik85 Bab 85 Terima kasih Tuhan86 Bab 86 Tertangkap basah87 Bab 87 Sebuah penawaran88 Bab 88 Hati yang bahagia89 Bab 89 Sang penakluk hati, si perayu ulung.90 Bab 90 Kemarahan Mira91 Bab 91 Obrolan yang membakar hati92 Bab 92 Sebuah penyesalan93 Bab 93 Dilema94 Bab 94 Pagi hari yang terganggu95 Bab 95 Saling bersitegang96 Bab 96 Tontonan yang menarik97 Bab 97 Urusanku denganmu belum selesai, Hakam!98 Bab 98 Teruskan saja!99 Bab 99 Mendatangi Hakam100 Bab 100 Di balik diamnya seorang Arjun