Rahasia Kafe Suamiku
tahu tentang Raka lagi, sedangkan Lastri melanjutkan membersihkan kamar te
ecah dan berserakan di ruang tengah, M
p nyonya besar yang ada di hadapannya. "Saya cuma bertugas untuk membersihkan
dik Dara. Lastri hanya menggeleng,
n. Namun, sikap Lastri seolah menjelaskan bahwa ia menghindari beberapa
ebentar?" pinta Dara, dengan menep
Itu tidak sopan. Saya melanjutkan pekerjaan saja su
gak ada teman ngobrol." Kali ini Dara merasa sedih. Bel
ak mau, hanya saja saya harus s
angsung menghela napas panjang.
nggil Dara se
n tatapan masih fokus pada beberapa dokumen yan
gen puny
rus
uh temen, biar
rus
tanya berstatus suaminya itu karena sangat tidak peduli dengan apa yang ia inginkan. Yang ada di kepalanya h
ara dengan suara yang mulai bergetar, dan
an dahi yang mengerut, tak m
ah. Main ke sana, main ke sini, masa
a. Meski begitu, ia tetap menunduk. Tak berani meski han
ertanyaan Raka membuat Dara sedikit melirik ke arahnya. "Mau
ra yang tengah bersedih. Mendengar pertanyaan Raka, Dara akhirnya sada
ini, biar aku ada teman ngobrol, Mas." W
Jangan aneh
ungan dengan mengungkapkan keinginan itu, barangkali Raka khilaf dan men
ni ia benar-benar kesal. Di usianya yang masih muda, ia seolah diperlakukan serupa budak ol
tak mampu berbuat banyak. Begitula
kan apa-apa, Dara hanya tengah meluapkan kekesalannya. Kali ini dia sedikit tidak pedul
aka berhasil membuat tangis Dara berhenti seketika. Mata wanita yang memakai piy
ngan seketika bangun da
Raka dengan
, Mas? S
ah main-main. Tapi semuanya bisa
berkali-kali demi menuruti keinginan Raka. Ia tak mau berit
a untuk melanjutkan pendidikan. Keinginan yang tak pernah dituruti oleh papanya, dengan alasan teng
enuh semangat, ia menyeka habis air mata yang membasahi p
ya pelan, dengan kedua
ya yang tengah berbahagia itu. Lalu senyu
ang seolah merekah, mampu membuat wajah can
eja, juga menutup laptop dengan cepat. Selanjutnya ia bangun dari d
dengan senyum semringah. Memang b
ucap Dara saat Raka
enyentuh dagu Dara hingga ia mendong
bukan tan
sesuatu yang lembut denga
" ucap Lastri, memberikan
" ucapnya dengan langsung m
aya berdiri saja," la
Mbak. Aku pengen
aja, Ndoro. Saya
enghela napas. Ternyata sama
tri pernah jatu
mana maksudn
orang, gitu," sahut Dara, s
um malu. "Ngga
gitu waktu ketemu atau lagi di dekat temen cowok. Aku, sih, menye
wa Dara seketika lenyap. Dengan mata terbuka utuh, dia langsung
*