Rahasia Kafe Suamiku
tanyaan, tapi kedatangan Raka dengan membawa bi
terlepas dari wajah suaminya itu. Hingga Raka sadar sepert
Raka, setelah meletakkan makanan-makana
li saja akan berakibat fatal bagi nasibnya y
al tanpa diperintahkan pun perutnya
itu, lalu menyantapnya dengan lahap. Sementara Raka fok
angan yang memegang burger, sedangkan mulutnya m
udut bibirnya. Apa-apaan anak kecil itu, bisa-bisanya be
Masih belum menyerah, Dara seolah tengah m
penolakan, juga sebagai tanda ia tak bisa lagi menj
sanya sama persis kayak dulu pas dibeliin dia," gu
iapa?" tanya Raka
itu. Bahkan ia hampir tersedak saat melihat wajah Raka yang cukup t
gi pertanyaan. Padahal Dara baru saja
berhasil membuat Raka berhenti bertanya. Meski D
g Dara katakan dengan spontan barusan. Bahkan suaranya terdengar bergu
n debaran jantung yang berbeda saat berada di dekat seseorang. Ya,
dengan lembut. Bahkan tatapan itu mampu men
orang yang ada di sampingnya saat ini sangat berbeda, dari seseorang yang bisa memperlakukannya jauh le
luar dari mulut Dara. Ia benar-benar tidak habis pikir. Ken
mengelus perutnya, tanpa sadar jika Raka
ngkin memang begitulah tabiatnya, sedikit
banyak
tahu jawaban apa yang akan diterima. Tanpa berta
pa permisi. Dara pun malas bertanya lagi, karena
di tangan kirinya. Dara hanya meneliti benda yang suaminya pegang itu
ya wanita itu
num sekar
t ap
. Jangan ba
rena tidak tahu obat apa yang harus ia minum. Alih-alih obat keseh
an-jangan obat-ob
ng menjual obat macam itu?" kesal Raka, dengan me
lasin. Ini
ri. Minum
nya Dara mengula
a sedikit pun. "Saya butuh kamu sembuh secepatnya. Karena kamu ha
kan mata, lalu memali
tawuran di perut, aku malah tambah sakit. Terus masuk rumah sakit, deh. Kalau
a napas dalam. Laki-laki itu menyandarkan kepala ke kursi kemudi
Bukanya dibolehkan memilih sendiri, Dara tetap harus duduk
g tergeletak di atas ranjang sekarang. Dara begitu semangat saat harus membuka bingkisan satu per satu. Ia sangat bahagia karna ini
dengan banyak varian warna. Namun, sebagian lagi hanya pakaia
ra dengan raut wajah yan
aj
Aku nggak mau!" tolak Dara mentah-mentah, me
ju-baju itu ada
akit berlanjut hubungi dok
gan mendongak dan membuang napas kasar. Tangan Raka yang
uar rumah, tapi dilarang keras untuk dipakai di dalam ru
il membuat roh Dara te
klien besar i
, lalu berusaha segera bangun. Suara itu terdengar dari balik pintu kamar, membuat Dara penasaran dan
pintu. Terlihat Raka tengah berdiri dengan ponsel yang menempel di t
ien tetap mau menunggu Vodka bisa kembali dip
tu terlepas, saya aka
a yang ada di ruang tengah hingga terbalik. Suara riuh dari beberapa benda yang pecah membuat Dara
r sebelum Raka memergoki. Dari balik selimut, dia mulai gelisah memikirkan emosi Raka
*