Cinta yang Membara: Tidak Bisa Melupakanmu
Penulis:Sancho Pintus
GenreRomantis
Cinta yang Membara: Tidak Bisa Melupakanmu
Setelah beberapa menit suasana hening, dia akhirnya bergumam, "Ya."
Suaranya yang lembut dan perlahan itu bagai sebilah pisau tajam yang ditancapkan langsung ke jantung Diana.
Awalnya, yang dirasakan Diana hanyalah hawa dingin yang tiba-tiba datang. Rasa dingin itu menyebar ke seluruh tubuhnya dan memaksanya untuk berusaha keras bernapas.
Tepat di ujung rasa dingin itu adalah rasa sakit. Kepalanya terasa pusing, rasa sakit yang benar-benar memakan semua yang dia miliki. Semua yang bisa Diana lakukan adalah bernapas melalui rasa sakit yang membelah hatinya menjadi dua.
Sebenarnya, sebelum Diana dan Ricky menikah, dia tahu Ricky pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita bernama Lili Karunia.
Jadi ketika kakek Ricky telah mengusulkan pernikahan antara dia dan Ricky, meskipun Diana mendambakan hal itu, dia menolak karena tidak mungkin Ricky akan rela meninggalkan pacarnya untuknya.
Dia benar-benar terkejut dan kaget, ketika Ricky secara tiba-tiba mendekatinya. Pria itu memintanya untuk menikah dengannya dan berjanji bahwa dia akan menjadi suami yang peduli padanya jika dia menerima lamarannya.
Di saat itu, Diana tidak bisa memercayai telinganya. Ini adalah keinginan terbesarnya yang berubah menjadi kenyataan di depan matanya. Meskipun dia tidak mengerti mengapa Ricky tiba-tiba memutuskan untuk menikahinya, Diana telah jatuh cinta padanya sejak dia masih remaja, jadi dia setuju untuk menikah dengannya.
Setelah mereka menikah, Ricky berubah menjadi orang yang sama sekali berbeda dari yang sebelumnya dia kenal. Ricky melepaskan topeng cueknya dan menunjukkan padanya sisi penuh perhatiannya.
Diana begitu tenggelam dalam sikap lembut yang dia tunjukkan sehingga dia lupa bahwa Ricky tidak pernah jatuh cinta padanya.
Sama sekali tidak pernah.
Dengan ujung jemarinya yang gemetar, Diana berusaha keras untuk menekan kesedihannya.
Wanita itu menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa. Di mata Ricky, dia tampak sangat tenang dan tidak terganggu.
Sikap Diana mengingatkan Ricky pada hal yang terjadi kemarin.
Lili tiba-tiba kembali dari luar negeri dan Ricky memutuskan untuk pulang lebih awal dari biasanya sehingga dia dapat meyakinkan Diana bahwa kembalinya Lili tidak akan mengubah apa pun di antara mereka. Namun, Ricky tidak menyangka bahwa dia akan mendengar percakapan antara Diana dengan sahabatnya, Irna Rambaya.
Ponsel Diana sedang dalam mode speaker dan Ricky bisa mendengar suara menggoda milik Irna berkata, "Diana, lebih dari sepuluh tahun sudah berlalu. Apa kamu masih sangat mencintainya?"
"Tentu saja, aku masih mencintainya. Bagaimana mungkin aku berhenti mencintainya? Jika mungkin, aku ingin terus mencintainya selama sisa hidupku."
Ricky mendengar istrinya menjawab pertanyaan Irna dengan suara penuh kerinduan.
Dia tetap bersembunyi di sudut, tidak sanggup masuk ke rumahnya sendiri.
Sinar matahari jatuh menyinari sepatunya, tetapi dia tidak merasa hangat.
Lebih dari sepuluh tahun? Mereka berdua baru saling kenal selama empat atau lima tahun, tetapi Diana telah mencintai pria lain selama lebih dari sepuluh tahun.
Jika memang begitu, bukankah lebih baik jika dia membiarkannya pergi?
Pandangannya kembali tertuju ke wanita di depannya, dia menunggu Diana untuk mengatakan sesuatu. Ketika Ricky menyadari bahwa Diana tidak punya niat untuk memberi tanggapan, bulu matanya turun karena perasaan kecewa.
"Apa itu? Apa kamu sedang tidak enak badan?"
tanya Ricky sambil mengulurkan tangannya untuk mengambil dokumen rumah sakit yang tergeletak di atas meja.
Pupil mata Diana melebar karena terkejut. Dia menatap tangan Ricky yang semakin dekat ke dokumen itu. Di dalam dokumen rumah sakit itu ada laporan tes kehamilannya.
Mungkinkah di saat Ricky mengetahui dia akan menjadi seorang ayah, hal itu bisa menjadi titik balik perceraian atas pernikahan mereka?