Cinta yang Membara: Tidak Bisa Melupakanmu
Penulis:Sancho Pintus
GenreRomantis
Cinta yang Membara: Tidak Bisa Melupakanmu
Diana berdiri dari kursinya dan mengambil dokumen itu dari tangan Ricky.
Mata Ricky berkilat aneh, sepertinya dia merasa terkejut. Dia langsung menoleh ke arah Diana. Dia memandang Diana, seakan sedang bertanya apa yang terjadi.
Saat tidak memakai kacamata, mata Ricky terlihat sangat dalam dan menawan. Seolah-olah kedua bola matanya menggenggam semua kelembutan yang ada di dunia ini dan keindahan matanya menawan Diana dan membuatnya tersesat.
Namun, kali ini, dia memaksakan diri untuk mengalihkan pandangan dari pria itu dan langsung naik ke atas sambil membawa dokumen itu.
Walaupun tak mau menerimanya, pernikahan mereka memang sudah berakhir. Diana akan kehilangan Ricky, pria yang telah dia cintai begitu lama. Karena itulah, dia tak boleh kehilangan anak mereka juga.
Saat itu hampir tengah malam.
Ricky tak datang ke kamar tidur mereka malam itu. Diana hanya bisa bolak-balik di atas tempat tidur yang berukuran besar, merasa sangat kesepian.
Tak lama kemudian, dia mendengar suara mesin mobil dari halaman rumah.
Dia menyentuh perutnya, berusaha untuk menahan diri agar tak membuka mata dan mengejar suaminya. 'Sayangku, Ayah pergi ke tempat wanita lain. Apa yang harus Ibu lakukan?' tanyanya dalam hati.
Keesokan paginya, Ricky pulang ke Vila Samudra.
Dia berdiri tegak, tapi wajah tampannya tetap terlihat kelelahan.
Ricky menaiki tangga dan melihat sepasang kaki telanjang. Jari-jari yang putih mulus menapak di atas lantai berwarna coklat tua, membuatnya terlihat semakin menggoda.
Saat mendongakkan kepala, dia melihat wajah Diana.
Wajahnya terlihat masih mengantuk, sepertinya dia baru bangun tidur. Dia memakai gaun malam sutra yang halus dan wajahnya terlihat sangat polos. Kecantikan wajahnya sangat memesona dan membuat sorot mata Ricky meredup.
"Kamu bertelanjang kaki lagi," ucapnya.
Dia maju selangkah, ingin menggendong Diana seperti biasanya. Namun, kali ini Diana justru menampar tangannya. Ricky terkejut dengan sikapnya ini.
Diana melotot ke arahnya dan mengabaikannya.
'Dia masih mengenakan pakaian yang sama seperti kemarin. Ternyata ... dia menginap bersama Lili.' Pikiran itu terlintas dalam benaknya dan membuat suasana hatinya semakin buruk.
"Kapan kamu akan memberikan surat cerai?" tanyanya terus terang.
Pertanyaan itu membuat wajah Ricky berubah menjadi dingin. Punggung tangannya terlihat kemerahan, yang menunjukkan betapa kerasnya Diana menampar tangannya tadi.
Selama beberapa tahun ini, Diana tak pernah sekali pun bersikap dingin padanya. Akan tetapi, sekarang dia mendesaknya agar memberikan surat cerai. 'Apa pernikahan kami benar-benar tak bisa diperbaiki lagi sampai dia tak ingin berusaha untuk memperbaikinya? Atau, apa karena Edi akan segera kembali?' Ricky bertanya-tanya sendiri.
Setelah mendengar percakapan Diana dan Irna tempo hari, dia meminta asistennya untuk menyelidiki pria yang sedang mereka bicarakan.
Dulu, Edi tinggal di sebelah rumah Diana. Mereka tumbuh bersama dan memiliki hubungan yang baik. Pria itu tak pernah meninggalkan Diana sampai melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.
Selain Edi, Ricky tak menemukan pria lain yang mengenal Diana selama lebih dari sepuluh tahun.
Ricky menyipitkan matanya yang dipenuhi rasa kesal.
"Kenapa? Apa kamu bersemangat sekali ingin segera meninggalkan Keluarga Fuadi dan kembali pada kekasih masa kecilmu?" tanyanya.