icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta yang Membara: Tidak Bisa Melupakanmu

Cinta yang Membara: Tidak Bisa Melupakanmu

icon
Bab 1
Kehamilan dan Perceraian
Jumlah Kata:757    |    Dirilis Pada:04/07/2022

"Anda hamil, Nona Saputra. Selamat!"

Diana Saputra berjalan keluar dari rumah sakit dalam kondisi hampir pingsan, tapi ucapan dokter tadi tetap terngiang-ngiang di kepalanya.

Saat melihat laporan hasil tes kehamilan yang dipegangnya, wajahnya langsung ceria dan dia tersenyum.

Ini adalah tahun ketiga pernikahan Diana dan Ricky Fuadi.

Mereka tidak menikah atas dasar cinta tapi untuk memenuhi permintaan terakhir mendiang neneknya Ricky.

Namun, setelah menikah, Ricky adalah seorang suami yang luar biasa, dia melakukan semua hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang suami. Dia memastikan Diana menjalani kehidupan yang baik dan merawatnya dengan baik. Saat hari peringatan pernikahan mereka setiap tahunnya, dia meminta asistennya untuk mengirimkan sebuah hadiah pada Diana.

Dia memperlakukan Diana dengan rasa hormat dan penghargaan yang seharusnya diperoleh seorang istri.

Bagi orang lain, mereka terlihat seperti pasangan yang paling manis dan saling mencintai.

Akan tetapi, semua itu sangat jauh dari kenyataan.

Diana menyimpan rahasia mengenai Ricky tak pernah sekali pun mengucapkan "Aku mencintaimu" padanya selama tiga tahun kebersamaan mereka.

Namun, dia sangat bersemangat untuk menikahinya dan merasa cukup puas hanya dengan kehadiran pria itu dalam hidupnya dan kebersamaan dengannya. Dia berharap bahwa kebahagiaannya akan semakin bertambah karena kehamilan anak pertama mereka.

Diana menyimpan hasil tes kehamilannya dengan hati-hati lalu menekan nomor Ricky dengan penuh semangat.

"Diana."

Suara pria yang dalam dan menyenangkan terdengar menjawab panggilan telepon itu. Suaranya juga membawa kesan menenangkan.

Diana tak bisa menahan kegembiraannya, intonasi suaranya mencerminkan hal itu. "Ricky, ada berita yang ingin kusampaikan padamu!"

"Aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu. Mari kita bicarakan nanti malam."

"Baiklah—"

Sebelum Diana menyelesaikan kata-katanya, panggilan telepon itu sudah diakhiri.

Dia merasa kebingungan selama beberapa saat, tapi rasa gembira karena kehamilan pertamanya segera menutupi rasa bingungnya.

Langit malam segera datang setelah matahari tenggelam di cakrawala.

Lampu-lampu menerangi Vila Samudra.

Diana menyiapkan makanan kesukaan Ricky sambil menunggunya pulang ke rumah.

Tak lama kemudian, dia mendengar suara mobil terparkir di depan rumah.

Jantung Diana berdegup kencang dan dia segera berdiri untuk menyambut suaminya.

Saat itu, pintu terbuka dan seorang pria bertubuh tinggi masuk ke dalam rumah.

Ricky selalu berpakaian rapi dan formal. Dia memakai setelan jas abu-abu, kemeja putih yang rapi dan sebuah dasi yang elegan.

Dagu yang terdefinisi dengan baik dan hidung yang mancung membuatnya terlihat sangat jantan. Kacamata berbingkai emas yang dipakainya memberi kesan dingin dan arogan.

"Kamu sudah pulang. Kita makan malam dulu, ya?" saran Diana sambil tersenyum. Tanpa sadar, dia mengulurkan tangannya ke arah Ricky. Namun, ternyata pria itu mengangkat tangannya hanya untuk memeriksa waktu. Diana tersipu malu karena diabaikan dan tangannya terhenti di udara.

"Sudah cukup larut. Kamu belum makan?" Alis Ricky mengernyit.

"Kamu bilang, malam ini ...." Diana hendak mengatakan sesuatu tapi mengurungkan niatnya setelah berpikir kembali. Lalu dia bertanya, "Apa kamu sudah makan malam?"

Pandangan Ricky mengembara ke arah ruang makan dan menatap beberapa hidangan yang sudah disiapkan dengan rapi di atas meja.

"Belum."

Setelah selesai berbicara, dia segera berjalan ke arah meja makan.

Diana menarik napas puas dan tersenyum, lalu mengikutinya ke meja makan. Mereka duduk dan siap untuk makan malam.

Diana sudah bekerja keras di dapur selama berjam-jam dan kini dia merasa sangat lapar.

Setelah menyuapkan makanan ke dalam mulutnya beberapa kali, dia menyadari bahwa Ricky hanya diam saja dan menatapnya dalam-dalam.

Setelah tatapan mereka bertemu, Ricky mulai membuka pembicaraan.

"Diana, mari kita bercerai."

Diana menjatuhkan garpu yang dipegangnya ke atas meja. Dia masih duduk di kursinya, seperti sedang menahan keterkejutannya.

Ricky terdiam, memberi waktu pada Diana untuk memahami berita yang baru saja dia sampaikan.

Bahkan suara jarum yang terjatuh ke atas lantai meja makan pun bisa terdengar dengan jelas.

Keheningan yang menegangkan tersebut dibuyarkan oleh bunyi sebuah pesan masuk.

Diana melirik ke arah ponselnya dan melihat sebuah pesan dari Irna Rambaya, yang telah menjadi sahabatnya selama bertahun-tahun.

"Aku bertemu dengan Ricky dan Lili di acara seni hari ini! Awasi suamimu. Jangan biarkan Lili si jalang itu merebutnya darimu."

Diana menatap layar ponselnya kebingungan. Dia berkedip dengan keras dan tiba-tiba air mata yang panas mengalir ke pipinya.

Beberapa saat kemudian, dia tersenyum pahit.

Hal itu cukup menjelaskan mengapa dia merasa curiga bahwa ada sesuatu yang salah dengan Ricky hari ini. Tak mengherankan kenapa dia tidak pulang ke rumah tadi malam.

Baru sekarang Diana mengerti mengapa Ricky bertingkah aneh.

'Apa yang harus kulakukan, Irna? Dia sudah berhasil mengambil Ricky dariku,' pikir Diana dalam hati. Dia memejamkan mata kuat-kuat untuk menahan air mata yang mengancam untuk keluar.

Dia merasa ada sebuah pisau yang menghujam jantungnya, tapi dia berhasil mengendalikan diri dan tersenyum lemah. "Apa kamu menceraikan aku karena Lili?"

Ricky tak menjawab pertanyaannya, dia hanya menatap ekspresi datar di wajah Diana.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kehamilan dan Perceraian2 Bab 2 Titik Balik3 Bab 3 Dia Tidak Ingin Punya Anak4 Bab 4 Kekasih Masa Kecil5 Bab 5 Pelukan Hangat6 Bab 6 Mengunjungi Kakek7 Bab 7 Di Rumah Sakit Lagi8 Bab 8 Hari Peringatan Kematian Nenek9 Bab 9 Perceraian Setelah Peringatan Kematian Nenek Ricky10 Bab 10 Lili11 Bab 11 Kamu Pikir Kamu Sedang Melakukan Apa 12 Bab 12 Dalam Hidup dan di Ranjang13 Bab 13 Dia Terburu-buru Ingin Bertemu Siapa 14 Bab 14 Wanita yang Tidak Logis15 Bab 15 Apakah Kita Berdua Dekat 16 Bab 16 Merusak Citra Keluarga Fuadi17 Bab 17 Apakah Diana Cemburu 18 Bab 18 Apakah Kamu Hamil 19 Bab 19 Tidak Boleh Menunda Lagi20 Bab 20 Aku Kesakitan21 Bab 21 Dia Tidak Akan Menginginkannya22 Bab 22 Pasangan yang Sangat Serasi23 Bab 23 Merobek Surat Perjanjian Cerai24 Bab 24 Sepuluh Miliar Rupiah25 Bab 25 Aku Adalah Satu-satunya Istri Ricky26 Bab 26 Sayang27 Bab 27 Meninggalkan Rumah Sakit Sendirian28 Bab 28 Kamu Tak Dibutuhkan Di Sini29 Bab 29 Foto Pertama Mereka Sebagai Pasangan30 Bab 30 Kejadian di Masa Kecil31 Bab 31 Kamu Mencintai Banyak Pria32 Bab 32 Penyelamat Masa Kecil Ricky33 Bab 33 Mengganggu Pria yang Sudah Menikah34 Bab 34 Keluarga Fuadi Akan Membuangmu35 Bab 35 Album Foto36 Bab 36 Dia Mungkin Akan Mengambil Anak Diana37 Bab 37 Aku Tidak Benar-Benar Ingin Menceraikanmu38 Bab 38 Tamu Tak Diundang39 Bab 39 Mansion Lola Dibangun Untuknya40 Bab 40 Dia Tersesat Dalam Hujan41 Bab 41 Apakah Kamu Tidak Apa-apa 42 Bab 42 Ketika Dia Lemah43 Bab 43 Kakeknya44 Bab 44 Apa Tujuan Lili 45 Bab 45 Mengapa Kamu Tidak Berkencan Denganku Lagi46 Bab 46 Kakek, Ada Sesuatu yang Ingin Kami Katakan47 Bab 47 Reaksi Kakek48 Bab 48 Perawatan Darurat49 Bab 49 Jaga Dia Untukku50 Bab 50 Aku Tidak Akan Menceraikan Diana51 Bab 51 Barang-barang Peninggalan Kakek52 Bab 52 Mari Kita Batalkan Perceraiannya53 Bab 53 Seorang Pria Misterius54 Bab 54 Menjalani Hidup Bahagia Berdua55 Bab 55 Suamiku Tersayang56 Bab 56 Jangan Cemburu57 Bab 57 Imbalan Apa yang Aku Dapatkan dari Membantumu 58 Bab 58 Mengikuti Keinginan Hati59 Bab 59 Wawancara60 Bab 60 Perusahaan Terakhir61 Bab 61 Teman Lama62 Bab 62 Ricky Cemburu63 Bab 63 Ricky, Apakah Kamu Gila 64 Bab 64 Apakah Dia Mendengar Tentang Kehamilannya 65 Bab 65 Wawancara Kompetitif66 Bab 66 Siapa Diana 67 Bab 67 Terbangun dari Mimpi68 Bab 68 Pasangan Selalu Mendukung Satu Sama Lain69 Bab 69 Urusan di Antara Kita70 Bab 70 Menurutmu Dia Tampan71 Bab 71 Kehidupan Pribadi yang Memburuk72 Bab 72 Kenapa Kamu Begitu Berantakan 73 Bab 73 Memulai Selalu Menjadi Bagian Tersulit74 Bab 74 Undangan dari Edi75 Bab 75 Aku Ingin Mengejarmu76 Bab 76 Menjemputnya Dari Tempat Kerja77 Bab 77 Apa yang Ingin Kamu Katakan Padaku 78 Bab 78 Aku Juga Melihat Pacarnya79 Bab 79 Ricky Tidak Percaya Padanya80 Bab 80 Kegembiraan Rahasia81 Bab 81 Kejadian Penyebab Konflik82 Bab 82 Ricky Cemburu83 Bab 83 Lili Menghilang84 Bab 84 Kembalilah Padaku85 Bab 85 Pilihan Ricky86 Bab 86 Keguguran 87 Bab 87 Penyelamatan88 Bab 88 Merahasiakannya89 Bab 89 Pemandangan yang Familier90 Bab 90 Saatnya Kita Pulang91 Bab 91 Bagaimana Denganku 92 Bab 92 Saling Membalas93 Bab 93 Ada Apa Dengannya94 Bab 94 Pergi Dari Rumah95 Bab 95 Diana, Maafkan Aku96 Bab 96 Akan Kuhabiskan Sisa Hidupku Bersamamu97 Bab 97 Hanya Dia yang Bisa Membuatnya Bahagia98 Bab 98 Toko yang Dia Beli Untuknya99 Bab 99 Dia Berbohong100 Bab 100 Utang Besar