DIANA, Istriku Cantik di Mata Pria Lain
rok! Kampungan!
sifat kampungannya itu. Ternyata aku salah. Ia tak berubah. Diana tetap kampungan. Bayangkan saja. Ia melepas sendalnya saat masuk aula pesta. Belum lagi
iya kampungan begini? Kalau saja bukan kar
i dan ada belahan di bagian tengah. Diana itu cantik, tubuhnya bagus, tapi sayang tak pernah dipamerkan. Oh, ayol
s bisa menempatkan diri. Masa iya diundang pesta,
ini juga, Mas
dan lebay. Kamu begini
g-orang melihatku beg
sikap! Huh!
hu gini, mending bawa Susan
s .
ngan ke sekeliling. Sepi. Tak ada orang. Hanya beberapa petugas catering
Balik ke parkiran sana. Aku mau ke dal
mengge
s. Aku juga takut
lu-maluin. Udah sana!
n meninggalkan Diana. Kucob
.. Mas
aris saja aku jatuh. Kesal, kudorong Diana hingga ia terjerembab ke belakang. Bi
h, Pak! Bapak
kan. Kentara sekali bahwa ia adalah pegawai catering yang bertugas di si
bil menatapnya tajam, tak suka. Ikut campur urusan o
tadi istrinya jatuh gara-gara Ba
kulaporkan pada atasanmu! Tuh, banyak
lah." Diana
-gara kamu. Ayo. Pergi sana ke
m di sini? Sana pergi!" bent
" gumamnya yang terden
amu bi
na pun begitu. Kali ini tanpa penolakan, ia membalik
dalam. Kucoba menghubungi nomor Susan. Ia pasti datang malam ini. Se
ak
ng
Aku sengaja memutar jalan. Hingga kini berada di d
rtengger di telinga. Ia juga memakai kalung berbentuk V. Gaun malam yang ia kenakan didominasi warna biru elektrik. Tanpa lengan, dengan belahan
etika membuyarkan lamunanku. Ia celingak-c
ahu kan, istri saya itu kurang suka jika diaja
i ... Bapak mau k
a sendiri. Kan ada kamu
tangannya dan menggamit lenganku. Tanpa ragu, tanpa malu, kami berjalan beririn
mbung