DIANA, Istriku Cantik di Mata Pria Lain
v Di
nggung. Mungkin karena tertidur di lantai tanpa alas kasur. Kuedarkan pandangan ke sekeliling. Ma
ndinginkan hati yang terasa begitu panas dan sesak mengingat akan masalah yang ada. Setelah kurasa cukup, gegas kulepas mukenah yang masih melekat di badan serta
an kulit sintetis itu. Hanya ada beberapa lembar rupiah tersisa. Kuhitung total keseluruhan, ya Allah
Mas Wira juga selalu memenuhi semua kebutuhanku. Soal uang belanja, lelaki itu memang bertanggung jawab penuh. Namun perhatian dan kasih sayang, justru tak pernah kudapat selama hampir
, per
pundak kanan mengagetkanku. Aku menoleh cepat ke arah belakang. Ternyata ada seora
napa?" t
ri kepala. Entah kenapa otakku seakan ngeblank
gar ia bicara begitu, aku jadi curiga, kenapa ia jadi sok dekat be
aya hanya ingin mengobrol sebenta
an sambil menjawab,
ada. Ia memakai celana panjang bahan kain berwarna hitam dengan atasan baju putih yang terdapat pita di bagia
an, nama s
an. Aku mengangguk. Lalu memba
a," u
dengan saya?" t
rtiku. Padahal tidak suka makan ekor ayam, kenapa pula jadi gampang lupa. Kugelengkan kepala menja
, ya. Saya kebetulan tanpa sengaja
itu
ri. Ternyata ada yang memperhatikan
adi. Semoga ada jalan kelu
terima
a mau ke mana dengan koper in
ini buka
engan Laura saja aku baru kenal. Walau sebenarnya, wajah di depank
ng ada urusan?" tanyaku balik
apa-apa hehe. Hanya i
a bergetar. Ada tanda pan
telepon dulu, ya," uc
, baik,
..
Saat sedang diam begini, tiba-tiba saja perutku berbunyi. Tanda bahwa sedag lapar. Laura yang masih bert
ah mengakhiri panggilan telepon. "Saya traktir yuk
ernyata perut tak dapat diajak berkompromi. Ju
lho nunda-nunda hak perut apalagi
Antara lapar, malu, pasrah dan tak punya pilihan lain, a
a merah yang ia buka.
aya tadi malam bukan?
Sudah
k. Laura membukakan pintu dan
lam itu, siapa,
ra mulai menyala
ngantar saya. Yang p
Mbak Diana ju
bicara lagi. Perasaan, dari tadi banyak pedagang makanan di pinggir jalan, tapi kenapa belum juga berhent
*
t cukup besar. Ada pancuran air di bagian depan
makanannya terkena
, i
obil. Laura terlihat sangat ramah. Ia membimbin
ah saya pesankan tadi. Nomor sebelas, lant
erjajar. Di bagian lantai atas ini ruangannya sama sekali tanpa kursi alias lesehan. Terlihat beberapa pengunjun
lap
mbi
pul
bel
e
a dengan kode angka sebelas. Di dekat meja itu, a
bertemu lag
kamu
napa? Te
ng kemarin menemani di parkiran. Dia juga yang membelaku
a perempuan itu b
angkali Laura sudah datang, tapi has
ul. Saya nggak akan macam-macam kok. Toh, kita
gguk pelan. Benar juga sih, lagipul
amu. Juga tentang suami kamu itu
siapa?"
perusahaan tempat suami kamu beke
ia adalah anak pemilik perusahaan tempat Mas Wira
dangan, tapi sengaja telat datang
engaku bernama William. Memang ia tampak lebih formal ketimbang
ai kapan kamu berdi
menunggu La
g. Dia nanti akan datang. Dud
di lesehan bersamanya.
dari Wira Dhama Tama?" tanya
bku sambil
g sangat penting dan maaf, ini juga aib. Awalnya saya
e
angkut Mas Wira? Padahal aku sudah tak ingin membahas lelaki itu. H
mbung