DIANA, Istriku Cantik di Mata Pria Lain
Cepat kejar
lang, aku sudah menjatuhkan tala
gan bodoh! Diana tak punya s
i. Lagipula, aku sudah tak menginginkannya. I
menceraikan istr
h baik darinya, Bu. Sudah janga
iriannya. Tak ingin melanjutkan hubungan bersama Diana. Bahkan, setelah ini Wira b
Mbak Wulan. Dia akan bantu beres-beres hari ini
nya fokus pada Diana saja. Perempuan yang selalu menemaninya sepanjang hari. Perempuan yang selalu menghibur di kala harus hidup sendiri. Ah, hati Ibu terlalu lembut. Ada s
lanya hanya dipenuhi dengan Susan. Parfum perempuan itu terekam jelas di memori kepalanya. Mem
*
sudah di bawah. Ada k
kal lagi. Latar belakang keluarga miskin membuatnya jengah. Sekalipun harus menempuh jalan pintas dengan cara merebut suami orang, itu tak masal
u, Mas. H
lar itu. Luka masa lalu membuat Susan gelap mata. Skincare seharga jutaan rupiah, kelas zumba yang harus rela ia geluti saban minggu
paling memabukkan setelah hampir lima tahun tak ada yang menyentuhnya. Rasa kesepian itu hilang, berganti dengan senyum rekah dan kepuasan di relung-relung h
*
san memasuki mobil. Ia benar-benar terlambat. J
rdesir. Hilang sudah kekesalannya. Terlebih saat aroma parfum Susan tercium. Tanpa menunggu lama
dapat apa yang ia inginkan. Susan membuka mata. Se
nap
sebentar lagi aku akan
akasih
gelap, semakin menggelap. Selain merebut suami orang
man gitu
? Mau
Pasangan yang sudah sama-sama hilang ak
ntang daripada semalam,"
Ia sudah menjual dirinya de
nang hati,
*
. Ia berfokus pada satu tempat. Ruang pribadinya yang akan menjadi pelampiasan setelah ini. S
, tak mampu berpikir jernih sedikit pun. Wira dan Susan sama-sam
enguncinya, dan dengan sekali angkat dibawanya Susan ke dalam gen
an," bisik
ta harus
jaan kita,
satu kancing pakaian perempuan di bawahnya itu dengan kasar. Lalu men
he
ersentak. Keduanya seketika panik, m meraih ap
ini,
amba
kre
kre
kre
berhasil diambil beberapa kali. Mereka tak tahu bahwa
ak ada aliran darah yang mengalir. Dalam waktu sekejap saja mereka berharap
ik tanpa sadar. Dilihatnya seorang lelaki berkemeja putih dibalut jas hitam de
ternoda. Oh ya ampun. Sem
unggu di ruang pribadi Wira. Seorang diri
Benar-benar
akutan. Ditatapnya rendah perempuan yang juga t
Isi kepalanya langsung berpikir, tak mungkin ada yang berani masuk ke ruan
m kita bertemu di parkiran. Ucapan
ta Wira seketika membulat. Semoga sa
mbung