DIANA, Istriku Cantik di Mata Pria Lain
rdengar lembut begitu ia datang. Diedarkannya pandangan ke sekeliling. Malam kian larut, tapi tamu undangan tak kun
yang beberapa menit lalu menghinanya. Wira. Pria itu sedang
eorang perempuan bergaun biru. Sangat erat. Seolah menandakan bahwa perempuan itu adalah miliknya. Tak perlu bertanya a
cilah ia pada sosok bernama Wira. "Di luar tadi
a
a
a
i. William berjalan mendekat. Ingin
h
ang perempuan bergaun emas selutut tersenyum. Dua anting berbentuk bulat menghiasi
aru datang, ya
ja," jawab W
cairan bening. Baru saja ia meghentikan pelayan
pi aku ngg
as berisi wine ke atas nampan pelayan. Jemarinya kini bergerak me
You know, i
edikit mundur. Saat membisik tadi, arom
illiam hendak berlalu pergi. Ia masih
, wa
lliam peegi untuk yang kedua kali. Wa
nap
. Kita sudah d
gu? Unt
lah.
k tamu penting. William mendongak. Seorang pria melambai padanya. Dua pasang mata bertemu pandang. Willia
ai
baik bertanya dulu pada Papa. Apa jabatan pria sombong itu. Jika ta
*
gelisah. Ia juga tak berbicara sepatah kata pun pada sopir perempuan yang membawanya. Hanya u
i?" tanya Santoso,
ya
dak apa
olong ambilkan sa
k, B
bil sepasang sandal untuk Dian
kan,
ma ka
at majikannya itu pulang tanpa alas kaki. In
bisa digerakkan. Cepat-cepat ia menuju kam
ana
..
anggil. Diana pikir Ibu mertuanya itu sudah
ng?" tanya
lami sambil
rus, kenapa bajumu kotor? Apa dia men
a sedang ada urusan.
nti baju sana. Istirahat. Ibu n
n Dian
pandang. Kemudian sama-sama
tirahat." Ibu
ya
ndi. Membersihkan diri. Ia ingin mandi dengan air hangat. B
bayangan wajah had
tahu namanya. Ada sedikit sesal yang singgah. Bagaima
n mengganti baju dengan piyama. Diana berbaring di atas
isah tanpa sebab. Diana melirik ke arah jam dinding. Waktu sudah m
Cepat-cepat ia turun dari atas ranja
menit sampai gawai bisa dinyalakan,
gundah, ia mencoba menyelipkan doa. Semoga di m
*
sukamu, apa
na
yang berbeda jenis dan tanpa ikatan resmi sedang bergumul dalam belitan n
mbung