After Marriage
la chat yang aku kirimkan tak mendapat respons apa pun. Jika saja aku tak punya kesabaran ekstra, tentu s
entah hilang atau rusak, harusnya dia bisa memberi kabar lewat telepon rumah. Apa mungkin dia terlalu bersemangat saat pergi dengan Saskia dan menghabiskan waktu istirahatnya be
su buat bikin puding." Ibu menghampiriku yang tengah memberi ma
n segera membasuh tangan. Ibu mengulurkan secarik
ennya yang ketinggalan?" Aku meringis melihat nota belanjaan yang
jadi banyak lupanya. Nanti kamu pakai
u segan membawa mobil yang notabene adalah milik Kak Raihan. Selama seminar, dia pergi bareng rekan kantor menggun
-lama, ya. Ibu mau bikin pudingnya se
dompet. Tak perlu berias karena orang yang seharusnya melihatku tampil
jejakkan kaki di antara pengunjung yang ternyata lumayan padat. Ah, hari ini adalah awal bulan, tentu saja mereka yang sudah gajian langsung membeli keperluan un
k susah sih jalannya!" gerutuku saat melihat k
na masih sangat ramai. Biarlah, aku tak perlu daging diskon kalau harus pulang dengan
ff
apa kira-kira orang yang mengenaliku dengan pakaian ruma
ku?" tanya orang itu lagi setelah
mana aku mengenal cowok seganteng ini. Rasanya mustahil seorang Nissa ya
ski hubungan kami terasa aneh sih. Aku mengingat-ingat sosok di hadapanku yang terus tersenyum menunggu. Sebenarnya aku jadi tak enak hat
as siapa." Aku menyatukan kedua telapak tangan di depan dada dan berucap se
h sama teman sendiri?
n SMA-ku? Aku menilik lagi orang itu dari bawah sampai atas. Tak sopan sih,
, dan kamu pasti ingat kalau perutku mirip ibu hamil. Kamu sering
bayangan Dio semasa SMA berkelebat di mataku. Spontan aku menutup mulu
ku gebet kamu saking gantengnya." Aku menjabat tangan dan mengajaknya bicara di stan makanan depan su
ya, Dio memang anak pindahan dari desa yang berbadan gempal. Perutnya sering menjadi bahan eje
selalu menemaniku setelah Kak Rai pergi, aku yakin aku akan terjerumus ke jalan yang salah. Dio adalah orang kedua selain Kak Raih
tuk Dina, aku mengenal dia sejak SD. Maka, hubungan kami tentu lebih dekat. Sementara Dio, entah bagaimana aku
ngan karena tak lagi ada yang mendengar ceritaku mengenai Kak Raihan dan juga sosok sahabat yang tenang seperti d
ak pulang, aku tak menyangka kalau Dio masih menungguku. Rupanya dia mau m