icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

After Marriage

Bab 4 MALAM PERTAMA

Jumlah Kata:1484    |    Dirilis Pada: 24/04/2022

n natural. Tak ada bulu mata palsu yang menghias matanya yang sudah inda

b senada, membuat penampilan sos

ebentar lagi, ia akan menempuh hidup yang baru. Mengar

am cermin. Di luar sana, Kak Rai tengah m

yang akan menikahkanku. Om Tedy, adiknya Aya

Rai menjabat erat tangan wali dan mengu

, diiringi ucapan syukur kepada-N

dan seluruh kakak kami di panti yang hadir menatap kami penuh haru. Perasaan

*

tika sudah berada di kamar. Aku meluruskan kaki di

mengobrol di ruang tamu. Aku sempat berpikir, apakah seharian d

ru di atas meja. Hadiah itu dari Kak Amara. Ia sendiri ya

melihat isinya. Baju tidur putih panjang tanpa

yang bersatu, melainkan juga raga kami. Seketika waj

kusembunyikan kado Kak Amara di bawah ranjang. Aku

ki yang kian mendekat. Aku mengatur n

Hangat. Membuatku tergelitik untuk membuka mat

in ia berpikir aku benar-benar terlelap.

njak dari bibirku. Aku sudah tak kuat lagi menjaga mat

dian beralih ke atas. Aku berteriak dan terdud

egala, sih!" Kak Rai tergelak

ku mengusap hidung yang terasa be

ngku. Ia membawaku dalam pelukannya la

selama ini berbuah hasil yang kuing

ahku. Perlahan ia mengikis jarak di antara wajah

centi

centi

suara ketukan keras terdengar dari luar. Suara

mau melahirkan. Ketubannya s

yang be

k Rai melesat ke arah kama

airan bening terus mengalir dari jalan lahir. Suamiku dengan

menyiapkan barang yang dibutuhkan saat persalina

Bandara. Dia sudah Ibu telep

a ganti baju. Tunggu aja di mobil." Aku berbohong men

rang lagi di rumah. Mungkin Dodi juga langsung ke rumah s

oa dalam setiap perjalanannya. Ak

ing panjang pula. Aku merebahkan diri di damping Vino d

ku berguman seiring mata yang terpe

*

...

ta. Pagi mungkin sudah beranjak siang saat mataku mena

rlelap padahal mereka yang membuatku harus menahan kantuk hingga subuh. Kei

menjadi figur ayah, kakak, bahkan sahabat. Aku berharap, meskipun kami menikah dan sedikit canggung d

...

ajah penuh senyum itu. Mau tak mau aku kembali mengingar ciuman hangat semalam. Andai saja duo bocil itu t

ak bisakah orang itu sedikit bersabar. Harusnya dia juga mengerti adab bertamu, b

ni pagi-pagi?" tanyaku

erawatan itu terlihat marah. Wanita itu mengenakan gaun merah terang yang melekat erat di lekuk tubuhnya. Tubuh sintal yang tentu

ihan?" tany

i orang. Pakai baju super seksi lagi. Tanpa sengaja aku melirik baju yang kukenak

san kami. Cepat panggil Raihan ke sini

nya, suara Kak Raihan menyela

ai

lu ia memeluk tubuh yang hanya berbalutkan kaos putih tipis. Dilihat dari

yuruh Saskia untuk duduk di sofa diikuti olehku dan Kak Raihan sendiri. Seharusnya aku membuatkan minuman demi

in sambil menyodorkan bantalan sofa untuk menutupi

bertanya dengan nada mengejek, "Kamu takut,

lengos, beru

ah berkunjung. Minggu depan

gar kalimat terakhirnya. Mer

kantor kan cuma ada kamu," jawab Saskia

h denganku

seolah tanpa filter. Seenaknya menerobos tembok ta

annya. Kak Rai menggenggam tanganku erat. Otomatis, aku

ia sedang mempertimbangkan tawaran Saskia? Aku menggigit bi

terpenting aku ini kaya. Kalau kamu menikahiku, Papa nggak bakal cuma jadiin kamu seorang manajer. Sama sekali tak a

a tidak, mungkin saja sudah melayang ke wajah cantiknya itu. Aku y

kali tidak menginginkan semua yang ada padamu dan keluarga

erkata, "Dasar bodoh! Baiklah, jika meman

menatap lelakiku. Kulihat raut wajah Kak Rai berubah cemas.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka