icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dikejar Mantan Suami

Bab 7 Biar Aku Yang Bicara

Jumlah Kata:1474    |    Dirilis Pada: 15/04/2022

berjualan dan akan membuka warung makannya. Dia telaten sudah mencuci beras. Memotong ayam,

tu sholat subuh sebentar, kemudian membantu Faiz memasak

na mengurusi Fathan juga Ara lagi. Bu Narti menyuruh Fathan agar cepat mandi karena

amat berterima kasih pada Tuhan, karena terus memberikan kesehatan pada ibunya. Faiz

ta meja tempat pengunjung akan menyantap makanan, juga mengerjakan segala pekerjaan lain. Kadang Ningsih bantu-bantu sebentar di dapur. Dan har

duk-aduk, jangan sampai pecah santan. Karen

ma

yong-konyong Fathan muncul ke

pamit sekol

sih, dan anak kecil itu menc

i sekolah ya

titip adi

atkan perlakuan yang tidak baik dari Fathan. Fathan selalu menghormatinya, sebagai pekerja ayahnya. Terkadang sore hari Fathan minta bantuan Ningsih j

an motor ayahnya. Dan Ningsih masih tersenyum melihat hal i

*

sepi pengunjung. Selalu membludak. Terlebih

ika pengunjung sudah mulai berkurang, dan saat itu

isi ke kamar m

a,

g masih datang satu dua. Dan terlihat B

Begitu menutup pintunya, dia

u

u

using. Kepalanya berputar-putar. Padahal

Faiz dari luar p

o

o

mu nggak ken

ucap Ningsih dari

wastafel yang berada dalam kamar

u kamar mandi, dan Faiz s

. Aku mendengar k

ngsih, tidak ingin meliha

gak sarapan. Kan tadi aku belikan

idak ia makan tadi-yang biasa dibelikan Faiz sudah ia berikan pada peng

iz lagi. "Kan sudah dibilang kayak biasanya. Sarapan dulu Ning. Kadang warung mak

an air putih hangat, lalu menyodorkannya pada Ningsih yang kini d

tanya Bu Narti yang tiba-tiba

badan Bu. Aku dengar tadi di

ngsih?" tanya ibu ka

lalu men

ja ya. Biar kea

tolak angin hangat buat Ningsih. Sekaligus nanti siapin makan s

kamu agak enakan. Ke

un dia menurut. Lalu d

u

a, dan perempuan tua itu lantas menepuk-nepuk punggung

Bu Narti, Ningsih

*

ingsih pulang lebih awal. "Lebih baik pulang sa

saja. Faiz antarkan dia

ya pulang, tapi bi

aja Ning." kata

n mas Faiz. Lagipula warung makan diting

tu. Iz, pesankan ken

siapkan bungkusan makan

a pulang untuk santapan makan malam. Sesudahnya Faiz mengetik sesuatu di HP-n

-tiba mendarat ke kening Ningsih, hingga ha

at yang diselipkan ibu di bungkusan yang kamu bawa itu

. Dia lalu berjalan ke

il Ningsih. "

melihat Ningsih yang berada di

nya yang begitu perhatian pada Ningsih, hin

*

g lalu, dan Faiz juga sudah mandi. Dia te

engamati Fathan y

kan ya halaman 125

epat dikerjakan ya, karena hari sudah m

a n

on lantai dua ini. Disana Faiz sedang me

a itu, lalu dia duduk di bangku, persis tak j

mu, nak." ucap Bu Narti le

kata

ra padamu Fai

Y

nlah kesendirian kamu ini. Dalam arti

z itu menatap anak la

z tidak mau gagal lagi. Faiz hanya ber

ibumu ini baik-baik saja. Kalau tid

menur

Pertama kali mengenal Ningsih, ibu sudah jatuh hati. Dia baik, rajin, tidak banyak berulah, da

i sama halnya denganku. Pernah gag

membuka diri untuk dia. L

karena dulu aku juga pernah punya pe

a sibuk dengan pekerjaannya. Dia bahkan seolah melupakan

engusap punggung Ara yang kini s

i. Paling nggak ada seorang perempuan yang harus mengurus mereka. Dan perempuan yang bagi ibu sangat tepat unt

harapkan itu. Namun rasanya bila dipikirkan sec

hidupan rumah tangga, rasanya sulit untuk memulai sesuatu

Faiz pik

icara sama Ningsih. Kalau kamu berke

ilang apa-apa. Bagaimana

bertindak. Lakukan saja. Hal yang ibu takutkan. Dia diam

Faiz t

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka