Dikejar Mantan Suami
buh menggigil dan badan yang semakin hang
a merendam pakaiannya yang hendak ia cuci. Ia menyapu sebentar
ngusir hawa dingin. Ningsih merasa badannya semakin tidak enak s
erlebih, jika pun harus ke dokter, ia harus antri. Atau seharusnya ia d
Ningsih memaksakan untuk mandi. Dan i
iberikan oleh Bu Narti di bungkusan yang ia b
a hampir tidak bisa tidur, ia mas
ke kamar mandi, keti
untuk mengangkat handphone miliknya. Sampai a
..y
ini a
a itu dia langsung teringat dengan satu nama. Lalu, dariman
mas. K
anya ingin memberitah
Sampai akhirnya
p nya dari bibirnya. Ningsih ke belakang
dengar kecemasan dari s
ng.
," kata Ningsih d
nggu dulu
akukan apa-apa lagi. Sampai a
a yang masih terasa pusing. Lalu, terdengar lagi hp nya berdering. Ningsih memb
apa menit kemudian berbunyi lagi. Ningsih memaksak
ma
gsih
hat-lihat display hpnya,
mas
rja hari ini? G
badanku meriang.
m udah diminum. T
akan apa
nya gimana? Masih
ih m
tu aku mau kesana ya.
. Nggak usah kesini. Mas cukup tahu ak
Ning, atau nanti malam
ah repot-
sih menghela napas. Sampai akh
*
ia lantas berjalan ke depan untuk membuka pint
uk m
keadaanmu. Aku tadi ke apotik 2
si. Ia merapatkan ja
kan wajah Ning
ya, aku beli
t-repot mas. Terlebih pagi-pagi b
han sekolah. Masakan ditangani Ibu selama aku disini. Ibu
uk pelan. Sampai akhirnya Fa
nya dima
s," kata Ningsih
di depan Ningsih dengan
ngsih. "Sarapan dulu saja Ning, j
. Meski badannya lemah. Ia paksa
rkan bungkusan plastik yang
ni dulu. Nanti malam, aku ant
ngsih...nggak
, terus...nggak akan aku potong gajimu," Fai
ubur ayamnya
uh Ningsih, telapak tangan Faiz sudah m
gguk. Dia selesai men
aruh mangkok
g mesti diminum. Tepat di saat itu, s
gsih
gsih tak pelak membuat kedu
e arah pria be
gatakan apapun hingga kalimat itulah y
meletakkan telapak tangannya ke leher N
barus
Baru kali ini dia meliha
aiz. Bosny
kkan wajah yang bersahabat, hingga
ai
ar
nakan celana kain sederhana, dengan kaus apa adanya. Terli
, mas pu
erja ya?" ucap Ningsih yang akhirnya mengikuti l
seraya menuju ke arah motornya yang sedan
rsenyum, tanpa memedulikan Ha
i, Ningsih lalu m
ti buat kamu, harus
am, yang dibelikan mas
memerhatikan mangkok koson
ggak k
mang minta izin buat nengok kamu dulu.
mas badanku. Mual. Ta
dokter saja y
lu repot-r
i baju. Kita ke dokter tanpa kamunya p
wajah Haris. Ada kesung
ak mampu untuk men
Nggak usah pikirkan biaya ke dokter.
berapa saat dia hanya mem
*
lalu, meski harus antri. Kini, Haris dan Ningsih seda
uga sudah sembuh. Saran saya, cukup ti
kter, obat yang sudah saya beli, dan saya
yang harus diminum. Dan ini di
mpai ambruk lagi. Jangan kecapean. Kalau bisa sedikit-sedi
Ningsih pun memandang Haris. Kedu
akan jaga istri s
emerhatikan Haris tanpa m
udian, mereka keluar d
*
atau mobil yang harganya ratusan juta. Namun ia hanya memiliki m
anya menatap wajah mantan suaminya, yang kini memberh
ya, mas beli nasi bu
aris keluar dari mobil, lalu ke
uga lapar. Biar nan
pa, ijin waktu ke
ngantar mantan istri k
melihat ke
ereka sudah sampai di r
Kamu istirahat saja. Obat resep dari
n melangkah men
yang sudah tegak di amb
nyum. Dia lalu masuk ke mobilnya. D
asakan sekarang, karena mendadak
*