Dikejar Mantan Suami
membangunkan Ara. Bocah kecil itu masih terl
um menatap Ara. "Ara ba
di wajahnya bahwa dia menger
terkesiap ketika dia
nanti ayah datang lag
rti dan dia menganggu
di. Meletakkannya di sebuah wadah kecil. Dia men
k datang ya. Nanti
un senyum itu memudar manakala Ningsih melihat wajah Ara yang masih nampak pucat. Ningsih mengelap dahi dan rambut Ara. Sehingga setela
ri Faiz itu. Selama bekerja dengan Faiz, Ningsih hanya mendengar selentingan kabar tentang Ratna. Tidak pernah bertemu de
ak mau bertemu Faiz. Perempuan boleh benci pada mantan suami. Tapi, adakah seorang ibu yang membenci seorang anak
nya, sampai akhirnya seorang
Ara," tukas Bu Narti, ibu Faiz. "Faiz kerepotan nggak ada ka
ih. "Bu, Ara sudah sa
ah diber
dah
arah Ningsih. "Ning, ibu mengucapkan terima ka
u ngomo
ukan sekedar karyawan bagi ibu. Tapi sud
. Hatinya basah. Tak menyangka jika Bu
u begitu Ningsi
" Bu Narti langsung bergerak mengambil dompetnya d
Bu, uang N
Ning. Ibu makasih udah dibantu.
*
ggunya. Faiz terlihat ke dapur sebentar untuk melihat-lih
athan pakaikan sepatu,
jawab
s kaki yang sepertinya sudah disiapka
nghidupkan motornya dan memanaskannya sebentar. Ningsih menepuk-nepu
baru saya siram air hangat. Terus...tolong pecahkan telur
" jawab
al ya Ning. Kerj
i boncengan motor lalu memeluk pinggang Fa
*
ak ada Faiz, kini hari ini tak ada Bu Narti yang membantu pekerjaan di warung makan. Alhasil Faiz dan Ni
Ningsih bagi Bu Narti yang bekerja dengan amat baik. Janda tanpa anak itu sangat telaten bekerja, rajin dan disiplin. Ternyata Ningsih juga tak keberatan menghandle semua pekerja
arinya, dan seperti biasa Faiz me
h meletakkan es teh di meja de
b Ningsih seraya memerha
*
aik. Bu Narti menelpon dari rumah sakit. Katanya dokter m
dah diperbole
barusan
mas baik-baik saja,
hu lagi bagaimana ngurus anak-anak jika kondisi ibu tidak sebag
rdoa untuk kesehata
hat. Biar kamu tetap bantu saya disini cari reje
oal istri Faiz. Namun Ningsih tidak ingin menanyakannya. Lagipula untuk apa ia m
an nasi, sayur, dan lauk pa
aya menyodorkan bungku
alam buat ibu. Oh iya, jadi
eperti
Bagaimana jika nanti habis magrib aku k
mu istirahat saja. Besok
ingsih. "Ningsih
gguk. "Hati
ketulusan dan kebaikan perempuan itu. Tiba-tiba saja Faiz teringat
yar ketika ada peng
*