Sang Perempuan Duplikasi
knya setipis spageti. Celah memanjang dari paha sampai ke mata kaki menambah kuatnya pesona An
i dasaran terakhir. Anne mulai ber
elongsor. Sedetik kemudian dia mengerjap dan melemparkan tatapannya ke arah depan, namun balik lagi melihat sosok
uksedo hitam itu mendec
warna krim dengan motif-motif timbul hasil keterampilan ta
ahaan Henry. Benar?" tanya Anne dengan ragu. Dia merasa bodoh, kar
sewaktu memoles bedak ke muka kenyalnya. Mau tak mau dia harus segera menyesuaikan diri. Sempat terpikir untuk memanggil Emm
ur-angsur membaik setelah dia minum jahe hangat tadi pagi di s
r. Keengganan menyertai wanita berbusana mahal d
. Ketegangan masih terasa menusuk kerongkongan sehingga tampa
*
rang yang ada di depannya adalah asisten pribadinya sendiri? Dia lalu menunduk dan meletakkan jarinya di atas kedua lutut yang saling mereka
mini di tengah-tengahnya, lalu melewati pagar besi besar
g bergaya eropa pada umumnya. Namun, entah kenapa dia selalu seperti merasa
nak sambil bergerak pelan-pelan memutarkan leher
*
" Pembawa acara menggemakan nama pria yang berpenampilan necis di depan khalayak ramai dengan
atas panggung berbentuk segi lima dengan anak tangga sebanyak tiga buah di sekelilingnya.
ikat penonton dengan gaya bicara yang tertata rapi, pada
. Kami benar-benar berkomitmen untuk tidak memaksa pelanggan membeli produk GF. Tapi ...," kata Henry menggantung. "Aku dan tim tahu
ingkaran seperti buah pir berhiaskan bunga melati dan t
Identity." Henry tersenyum puas dan tangannya terangkat ke atas sembari layar menebalkan kalimat dari nama baru kalung yang artinya kehilangan identitas. Henry dan tim menamakan ka
ngan suara bass tebal itu memuji dan semakin menggairahkan semua hadirin
r GF Jewelry Collection!!" Baru saja keheningan meredam aula besar sekitar semenit,
ukan tangan seolah-olah semakin membanjiri seisi aula. Dia lalu berdiri di tengah panggung dan disa
ipungkiri menyiratkan kenanaran, meskipun
pasti dalam sambutannya. Meskipun banyak orang-orang di belakang panggung yang mengurusinya semenjak tiba di gedung perusahaan GF seperti merias kembali wajahnya agar semakin tampak bersinar cerah, menata rambutnya, dan memakaikan kalung
jadi dingin dan suaranya sedikit bergetar. Sejujurnya Anne benar-benar terpikat akan jiwa kalung y
berpakaian jas rapi tampak melipat tangannya d
ngan kulit keriput parah dan tampak bin
isi saja," katanya dengan nada men
setengah dan ditiup tidak
sekali. Tidak gemuk,
nya sambil mendecakkan lidah sehingga
enutup mulutnya karena tawanya semak
adanya. "Aku merasa terhormat bisa dipercayakan menjadi duta unt
ara dan menuruni tangga menuju kursi yang telah dised
ilan kekasihnya itu. Meskipun kedua tangannya tetap bertepuk tangan, namun dadanya t
*
k begitu kaku setelah keluar, walau beberapa orang menegur dan beramah-tamah dengannya. Tapi dia merasa hampa, bah
wan arus keramaian dan menghampiri Anne yang meny
ertanyaan orang yang tidak pernah tersangkut di dalam memor
riting ala aktris di tahun empat puluhan dari kejauhan. Lalu, wanita itu seperti berpantomim dal
mata kiri, mulut setengah terbuk
dak tahu peran wanita bergigi besar, putih kinclong hasil ven
a datang sekarang," dalih Stacey. Alisnya bergelombang
jar Anne sedikit m
il rancangan kalungku yan
ar di lehernya itu. Dia baru tahu wanita berpakaian mantel berbahan denim dengan bu
ta Stacey melotot ke dada Anne Winterdust y
erlamunan, lalu mengerjap-ngerjap dan mengaburkan niatannya
ergeli dengan
ak sesuai yang kukira. Asisten-asistenku malah membuatnya seperti piramida begini. Aku takut dibilang mencontek dengan perusahaan sebelah
i jari manis wanita seumuran Henry itu. Namun, seorang wanita be
balik tubu
ntai tiga," ujar perempuan muda berusia dua puluh tiga t
lupa." Stacey menepuk keningnya.
at sebagai koordinator acara itu mengge
?" Stacey be
ugas. "Oh, Anne. Jangan lupa jadwalmu lusa a
ap Anne sa
Stacey agar menjauhi Anne denga
ey seperti mengecipakkan tangannya di per
eluh Nadya sambil berb
paham. Namun, pembicaraan mereka memudar bagaika
erpaku. Dia tidak meng
n Nadya yang menyebut-nyebut namanya di sepanjang jalan. Fokusnya terba
" tanya Anne menghampiri sala
itu belok kanan,"
jutkan gerakan kakinya ses
Anne Winterdust adalah sosok penting di perusahaan temp
*
ja dia mengangkat lehernya, Henry membatu sebelum memasuki
toilet dan menyerobot tangan Anne secara paksa. Dia menuntunnya
nga dan menahan kesakitan pergelangan tangannya. Suaranya seper
menabrakkan punggungnya k
nne menga
da berbisik. "Apa kau masih memendam masalah k
akan simpati dan bisa mendapat perhatian dari mereka?" lanjut pria bermata b
selangkanya seperti dipalang
stru kau yang membuat malu dirimu sendiri. Kau tidak ingat? Kau itu mantan Miss UK. Dan, sepuluh besar Mis
e di dalam batin. Isi kepa
Henry dengan nada suara seperti siulan. Bibirnya seinci sa
a ingin melawan, tapi kedua tangannya segera membekap kepala Henry dan cepat
saja digelari Miss UK itu semakin naik intensitasnya. "I love yo
hat mengetat di tengah-tengahnya. Dia kemudian kabur sece
ta sensualnya. Dia meringis dengan gigi terekat. Tidak menyangka kalau