Sang Perempuan Duplikasi
ngkungan dapur. Emma baru saja meletakkan panci baja anti k
kakinya mendekati toilet. Dia lalu menyandarkan pinggulnya k
las Ben deng
uhkan panciny
op
ucu kalau mansion besar Henry Goodfellow yang sudah diurusnya
seakan-akan tengah menyem
a agak getir. "Terus, k
nnya lebih detail sekarang ini aku la
sekilas menggulung ke atas. Dia menyesal atas pertanyaan bod
ia menjelaskan dengan sukarela setelah menduga kalau wanita di dapur itu terdiam dan bisa mati ketakutan hanya karena p
engakuan Ben. Dia sedikit tersusupi ke
"Tadi rencananya mau aku bawa ke kamar Ny. Goodfellow sambil menunggu ai
ini bar dengan kursi yang bisa disesuaikan ketinggiannya melalui tuas di bawah sandaran bokong itu terlihat berjajar-jajar rapi sebanyak empat b
lu menghentikan jejaknya sejenak sebelu
rita begitu. It's not funny, tho
da Ben sambil tertawa kecil
en, karena khawatir ledeka
*
pur. Napasnya menderu cepat dari lubang hidung, lalu menuruni tangga secepat mungkin. Tidak bisa dipungkiri
ja dititipkan kepadanya lantaran Anne yang asli tidak begitu sering ke sana. Meskipun dia menghuni mansion itu,
ilat. "Aku ke pub saja. Ya, ke pub." Lajuan kedua kakinya terus melanjut sembari membayan
*
unkan perempuan ayu jelita seperti se
a menepuk-nepuk halus
berbusana hitam dengan kerah terlipat, kancing ganda di area dada, rok terusan,
air melalui liang di bawah hidungnya sampai tinggal menyisakan sedikit saja di alas
air mineral, Emma memandang raut wajah wanita itu sedikit segar dan ta
erempuan dewasa pastinya. Namun, dia bingung juga kenapa tiba-tiba bisa berubah. Apa ada pertumbuhan secara hormonal lainnya lagi dari dalam diri manus
rsemayam di alas wadah gelas
teringat kesalahannya dua hari lalu. "Oh, mungkin ini karena aku cuci
dan berharap itu tidak fatal saat masuk mengaliri darah Anne sehingga bisa jadi menyebabkan keracunan. Kendati nasib baik masih berpihak k
-lama lagi keluar setelah mematikan lampu besarnya. Rasa tanggungjawab dan sikap kejujuran menyer
*
tangan kanannya di kepalanya, lalu memutar-mutarnya halus un
sambil mengetuknya pelan menggunakan buku-buku jari. Dia membawa nampan bambu berisi sar
terbuka sambil menghembuskan napasnya kuat-kuat sebelum Emma semakin mendekat. Tidak
cekatan mematikan lampu tidur, dan berjalan gesit menuju gorden untuk dibuka agar cahaya pagi menerangi ka
ya matahari luar saja ketika Emma menekan mati saklar dari lam
dame Goodfellow." Emma menyamban
Winterdust tadi?" tanya Anne
nya dan mengira kalau wanita itu mungkin tersinggung dengan kekeliruannya. "Kau
benar-benar lupa tadi kalau begitu." Emma melirik Anne
dagunya terjungkit sedikit setelah ketukan memorinya menjabar
lah membuka lipatan kaki nampan sehi
ya Anne menunjuk mang
atanya melirik bubur, lalu
ubur? Em, aku t
Winterdust sangat suka bubur. Baik lagi sakit maupun
gkin bubur bisa cocok dengan kon
sembari mencoba berpik
njadi linglung dan tidak peka de
lahan," kata Emma sambil m
mudian mencermati lagi jenis-jenis sarapannya yang tersaji selain bub
angsung menjepit roti lapis. Dia lahap m
ng Anne sejenak dengan ekspresi penuh tanda tanya akan perangai wanita yang menggigit rakus roti lapis sembari meneguk susu secara bersamaan
kelakuan orang s