Sang Perempuan Duplikasi
makan malam berakhir. Tentulah semuanya tidak heran, karena konsep acara pernikahan Henry
yang berbahagia menuju mobil sedan berwarna biru metalik. Kilatan senter dari setiap ponsel memantul di bada
it kurang bisa dia apresiasi hingga membuatnya tersanjung. Anne lalu
aku saja ke depan, namun beberapa detik kemudian dia berpaling da
an, dan susunan acara saja tidak jelas dia ketahui. Bahkan, beberapa hari sebelum acara pesta pernikahan semuanya tampak biasa. Sekejap dia berpikir ha
gan setiap jengkal momennya. Muka Henry tampak sedikit mengelak sinaran terang dari senter ponsel pintar sambil tersenyum memaklumi. Lalu, dia terbu
n begitu deras melepas kepergian kereta
kemudian mengikuti irama seluruh penonton yang otomatis membubarkan
an beranting-anting besar. Niatnya tulus memberikan buket bunga sesuai landasan
sehingga terpas
auren melengos dari pria di depannya yang tampak terheran-heran d
*
, kecemasan, dan kecanggungan. Anne tidak berani bertanya apa pun k
il beraspal yang di sekelilingnya tampak pohon-pohon rimb
gitu serius me
kan dienyahkan begitu saja se
buat kepala wanita di sebelahnya itu menoleh
Lalu, kakinya menginjak pedal gas lebih dalam agar mempercepat laj
wajar kalau pengantin baru akan menikmati kemesraan dan bersenang-senang, tapi di sisi lain dia tidak ikhlas jika
*
. Dia tampak seperti kesatria sembari menawar
eladeni Henry dan gestur tubuhnya terkesan sedikit dilambat-lambati. Alasan kecapekan, penat, atau semacamnya ingi
il dibanting l
h kasur berukuran cukup untuk dua orang dengan kerangka serba kayu dan beberap
gan rancangan yang
di alam terbuka seperti ini?" pikir
n menuruti sambil matanya tak lepas memeriksa ke segala arah un
aran belakang pergelangan kaki Anne, lalu menyingkirkan kedua hak tinggi berbahan vinil dengan m
kit dari j
adu beberapa detik. Lalu, tangan
Anne supaya membiarkannya bernafas sejenak. Lalu
um ada rasa cinta kasih bersemi sempurna di sanubarinya, tapi gelo
egangi kepalanya. Giginya terkatup r
kota istimewa milik wanita yang berbaring di bawahnya. Dia masih ingin
cepat. Tangannya berani menghalau Henry dan terus mencen
gah Henry sambil mengguncang kedua pundak An
asa berayun-ayun seperti peselancar yang sedang berusaha menaklukan ombak besar. Dia lalu me
g Anne. Denyut jantung
suara perempuan tua beredar d
, tapi Anne tidak mendapatkan petunjuk gambaran-gambaran yang dihasilkan memori
Anne resah dan
Henry dan mencoba membujuk
BEN!
di dalam mobil. Hatinya dirajam kegeraman