Sang Perempuan Duplikasi
mengatur napas tenangnya menuju kamar Nn. Winterdust yang berada di dekat
bahwa Nn. Winterdust sangat kelelahan dan payah untuk naik tangga. Beruntung pula dirinya mendapati isi rumah besar di tengah malam itu sedang sepi dan kem
d yang telah resmi bermain peran sebagai Nn. Winterd
mpuk berukuran king size. Dia tak lupa menyelimutinya dan tidak payah berlama-lama
enutup pelan pintu kamar. "Maaf, ya. Aku ganggu tidurmu m
i sembari tersenyum simpul mendengarkan timbal balik yang t
pabrikmu masih tersedia? Kau masih bekerja di pabrik
ntuk mengecek ketersediaan barang secepatnya, lalu melanjutkan pergerakan menuju ke bawah dan
*
dihiasi ornamen perhiasan seperti jamrud, berlian sebesar kepalan tangan, dan di tengah-tengahnya terdapat lampu gantung dikerumuni permata-permata mungil nan inda
pala yang terasa berat, seakan-akan baru saja terlepas dari sebuah belenggu. Dia mencoba mengingat-ingat meng
e arah gorden, tapi langkahnya mati mendadak ketika melirik foto yang mirip dengannya bersama seorang pria berkulit putih sedikit keco
jauh dari gorden yang belum sempat disingkap. Perempuan berwajah persegi itu mengerjap-ngerjap dan menatap ja
a pintu dan dihe
afsu melepaskan rompi dan dalaman
langusng menatap kilat ke wanita
itu seperti memancarkan ribua
a lengan atas Anne sambil menatapnya dekat-dekat
ulu dada lebat itu langsung menimba engsel lututnya. Anne la
ributan kita siang kemarin. I love you, Anne." Bibi
ne Winterdust rasa-rasanya baru dia ketahui di dalam relung batinnya. Namun,
tiba-tiba tercekat ketika pria berlengan kua
ahan tubuhnya itu tampak terajut-rajut alisnya sewaktu menjeli ke payudara mo
in padat saja. Arrggh." Pria itu cergas menenggelamkan wajahnya ke dada Anne WInt
ia yang melorotkan celana panjangnya dan melemparkan sepatunya sembarangan. "Apa yang mau dia buat?"batin Anne me
ndak menguasainya lagi, tapi kaki An
renyuk sambil kedua tangan pria it
ntatnya, dan mulai berlari meninggalkan pria beraha
n tangan Anne, meski agak dibumbui perlawanan yang sengit. Namun, pada akhirnya Henry ber
hormon testosteron s
ya bra milik Anne, tapi urung dilakukannya. "Minggu depan pernikahan kita. Di waktu itu aku akan memreteli semua lekuk-lekkuk tubuh indahm
aja? Kau sengaja menghancurkan nafsu gagahku? Hah?" Jarinya menjepit
i ini!!" Henry melepaskan jeratan jemarinya dari
p mengarah ke langit-langit. Tangannya t
berlian terbaru dari GF," ujar Henry datar setelah berpakaian
*
atnya," ujar Ben melalui telepon setelah temannya menyetu
elah wastafel. Dia mulai mengolesi krim
nya, tapi kini tengah tersangkut di pucuk bagian atas kaca. Dia masih belum mendapatkan petunjuk pasti mau digunakan untuk apa berlian seratus
ur. Ben kemudian mulai