Mencintai Gadis Amnesia
umputan hijau taman itu. Aisyah menggigit bibir. Sepertinya, kejadian yang dia khawatirkan akan benar-benar terulang lagi. "Jangan begini, Nak. Lagi pula orang yang kamu tolong itu bukan s
si, meskipun tidak begitu serius. Butuh proses lama untuk membuat Adib tiba sampai pada titik seperti sekarang. Oleh karena itu, Aisyah sangat memperhatikan keseha
pi yang namanya kejadian akibat tabrak lari
bali mengulurkan roti yang sempat tidak tersambut tadi. "Jangan buat Mama khawatir karena kamu lebih mementingkan orang lain
nyum Aisyah mengembang seiring disantapnya roti itu sedikit demi sedikit oleh sang anak. Tentu saja dia bersyukur dan senang karena anak yang dikhawatirkann
alau urusan perempuan itu selesai," ujar Aisyah yang hanya dibalas anggukan oleh Adib. Dia lantas menyandarkan punggung ke sandaran kursi dan menikmati pemandangan di seki
dari itu, atensi Aisyah dan Adib yang semula mengarah ke tanaman-tanaman hias di taman itu teralih oleh de
hal penting yang harus saya sampaikan soal gadi
egera ke sana, Dok
uangannya. Meski sebenarnya penasaran dengan apa yang dikatan oleh Dokter Andika, Adib mengekor saja tanpa banyak bertanya. Kar
*
ibu dan anak itu tiba di ruangannya. Aisyah dan Adib lantas seg
embuka dari penjelasan Dokter Andika. Adib cukup deg-degan ketika melihat ekspresi yang ditampakkan oleh lelaki paruh baya yang mengenakan kacamata itu setelah mengucapkan kalimat penjelasan pertamanya. Firasatnya mengatakan k
inan buruk yang akan dia dengar dari dokter itu benar-benar terjadi. Koma? Amnesia? Itu terlalu m
dika cukup lama. "Bagaimana bisa, Dokte
babkan oleh benturan keras yang menimpa kepala sehingga otak akan syok dan ya ... akibatnya seperti yang saya bilang tadi. Apalagi me
menceritakan apa yang dia lihat tadi. Dia menjelaskan secara detail, walabam di sekitar pelipis yang diduga bukan karena kecelakaan itu saja. Mungkin sebelum tertabrak, dia sempat terj
respons seperti apa lagi. Dia memang tidak tah
Bu? Apakah ada kontak keluarga pasien yang bis
Saya belum tahu di mana keluarganya karena say
ari keluarganya. Takutnya nanti ada ap
kan mencari keluarg
er?" tanya Adib sebelum keluar
a sedang dalam fase kritis di ruang ICU. Doakan semoga dia bisa segera melewati masa krititisnya." Dokter tersebut hanya
ndika, Aisyah dan Adib keluar. Mereka bern
Dib," keluh Aisyah usai kelu
beberapa saat. Keningnya mengerut, men
ng soal orang amnesia. Ketem
iri. "Tahu, ah, Ma. Mama tidak lelah apa dari tadi ngajak debat aku terus? Iya, aku salah. Sudah. Tidak usah dibahas lagi. Lagi pula apa sa
ong, Adib! Nanti keja