Mencintai Gadis Amnesia
punggungnya spontan bersandar pada dinding ruang tunggu. Air mata yang entah ke mana perginya sedari tadi, perlahan-lahan menggenang di p
yang seperti Papa," lirih Adi
nita paruh baya itu. Dengan langkah yang terburu-buru, dia melangkah mendekati sang putra dan menuntunnya agar berdiri. Dengan lekat, Aisyah menyelisik wajah Adib untuk
i akhirnya, tangan Aisyah yang semula tidak berhenti bergerak untuk memindai keadaan tubuh Adib, berubah digunakan untuk membekap mulut dalam beberapa saat. Mata wanita itu berkaca-kaca. "Ini apa? Darah! Apa yang sudah kamu per
ang membantu cewek itu.
perti ini, Adib," sanggah wanita itu bersikeras menuduh Adib. Membuat lelaki itu menggeleng pelan. Kondisinya memang tidak baik-ba
Amel di tempat biasa. Tapi, tidak sampai di tempat tujuan aku sudah berantem
k napas diam-diam karena sang mama malah tidak p
sama Amel. Tapi tadi apa kamu bilang? Kam
ah keceplosan menceritakan perihal pertemuan
u dengan Amelia sementara kalian malah biasa bertemu. Kalau begini caranya Mama akan teta
aranya membuat
unggungnya ke sandaran seraya memejamkan mata. Perdebatan sebelumnya masih belum sepenuhnya membuat dia baik-baik saja, kali ini sa
aku. Aku baru saja menyaksikan kejadian tragis yang sama dengan yang dialami Papa dulu, Ma. Mama bisa bayangkan bagai
pa kacaunya lelaki itu sekarang. Karena sejatinya dia pun masih sama terpukulnya dengan Adib akibat kejadian itu, meski sudah
dimintai maaf. Adib sibuk menenangkan diri dan mengurangi rasa pusing di kepalanya dengan terus memejamkan mata
a mendiamkan Aisyah? Ten
n hatinya. Memang, dia kesal dengan sikap wanita itu yang selalu menuntut. Namun, seberapa besar pun rasa kesal itu, tidak akan melebihi rasa be
tahu kalau apa yang Mama lakukan hanya demi aku. Aku saja yang tidak bisa memahami Mam
hati Aisyah melihat perlakuan putra semata wayangnya
lum terbuka itu. Aisyah yang paham dengan apa yang dipikirkan lelaki itu, lantas mencoba menenangkan dan berkata bahwa perempuan itu a
harus memperhatikan diri kamu. Ayo, kamu kuat ber
tepatnya baru tercium kembali setelah beberapa saat yang lalu Adib seolah-olah lupa akan hal itu-dia lantas menuruti kata-kata sang mama untu
ngan pemandangan asri yang tersuguh di sana. Hal itu tentu agar Adib bisa lebih tenang. Namun sepertinya keadaan perempuan itu terlalu menyita perhatian Adib. Selama berada di taman tersebut, dia lebih banyak diam meskipun Aisyah selalu berusaha mengajaknya berbicara. Hal itu jelas membuat sang mama kalut