Mencintai Gadis Amnesia
it gontai menuju ke sana. Meski keadaannya masih sama, belum sadar, setidaknya kondisinya mulai membaik. Dari perbincangan dengan Bu Anisa itulah Adib tahu bahwa per
ketika memasuki ruang ICU, seperti mencuci dua
meja samping brankar, kemudian duduk menghadap ke arahnya. Beberapa waktu berlalu tanpa adanya pembicaraan. Adib menata
engan di sisi brankar gadis itu. "Sebenarnya, kamu siapa, sih? Kenapa juga tidak ada yang mencarimu? Kamu bangun, dong. Saya khawatir sama kamu,
masuk di antaranya. Hal itu akan melatih sirkuit di otak yang bertanggung jawab atas ingatan jangka panjang. Stimulasi itu membantu memicu pasien untuk sadar. Karena sejatin
puan itu. Adib menghela napas perlahan. "Ah, sepertinya saya yang salah ingat. Tapi, sekalipun saya tidak kenal siapa kamu, kamu tenang saja, saya akan membantu kamu sebisa saya, kok. Saya yang akan menjamin pengobatan kamu, hingga kamu sembuh nanti. Hitung-hitung ini adalah sesuatu yang bisa saya lakukan untuk
untuk itu. Keadaan putranya yang berangsur membaik dari tahun ke tahun semenjak kejadian itu, ternyata masih menyimpan rasa bersalah itu dalam dirinya. Namun, satu hal yang harus wanita itu ingat dan syukuri un
perempuan itu dengan baik. Dia membekap mulut dengan sebelah tangan, agar isak yang lolos dar
ya ke sini lagi, sekalian bawa naskah untuk diedit. Pihak penerbit sudah menagih dari
memutuskan untuk berangkat ke kampus-menjalank
ati lelaki itu tidak ada di ruangannya, maka tempat perempuan itulah yang langsung muncul di benak Aisyah
memilih pergi dari area lorong ruangan itu. Setidaknya, dia cukup lega karena meli
yang Aisyah itu membuka pintu. Dia sedikit menunjukkan kekageta
mendekati sang mama yang sudah berdiri dari posisi d
lu lama, kok. Dari mana?" tanya Aisyah, meski i
awat gadis itu, Ma.
smu sudah dibuka?" Aisyah baru menyadari bahwa anaknya
perawat mem
uka? Kamu kan masi
i ini bahkan aku sudah dibolehkan pulang, lo, sama D
Aisyah m
aku sampai sep
ng kerja? Kamu bahkan
Ma. Aku sudah
sang anak. Adib kalau sudah mau sesuatu, akan sulit dibujuk. Dia ak
bih baik izin, ya," pesan Aisyah. Wanita itu lantas membantu membereskan barang-barang sang anak untuk pulang. Da
, Ma
a. Nanti malah mak
ini, ya, sukanya ng
ini juga
eluar dari rumah sakit itu. Begitu tiba di depan, mereka berpencar. Aisyah menuju t
au Mama a
i pula kalau Mama harus antar aku ke kontrakan terus ke kampus, nant
ah langsung menyela, seolah-olah sudah paham dengan apa yang dipikirkan oleh anaknya. "Kalau di rumah Mama, kan ada yang ngurus kamu. Kamu e
palagi dengan ekspresi sang mama yang te
"Iya, Ma. Nanti aku pulang ke rumah Ma
mendengar jawaban sang an