Mencintai Gadis Amnesia
entang kondisi perempuan itu; selain tentang keadaannya yang belum sadar. Selama seminggu itu Adib memang hanya bisa menyambangi rumah sakit dalam waktu yang sebentar karena la
kan untuk melihatnya barang sejenak. Oleh karena itu, dia mempercayakan soal perempuan itu kepada Dokter Andika dan Bu Anisa. U
enjenguk perempuan itu di rum
-ada saja
ngan siapa wanita itu mengobrol. Dia mempercepat langkah dan memanggil salam. Namun, tidak mendapat jawaban karen
a tembok sama teman-teman, Tan. Tapi ya emang dasarnya dia cuek
ti Aisyah, tidak menyadari bahwa orang yang menjadi topik pembicaraan mereka telah berada di sini. Dia dengan semangat menceritakan tentang Adib yang mulai menja
rubah. Teman-teman bilang kakunya Adib makin enggak tertolong." Aisyah tergelak me
r kalau anaknya sudah datang," ucap Adib pada akhirn
erasi itu sontak memusatk
maaf. Mama asyik den
ib sedikit canggung. Amelia ter
apa'. "Kalian ada masalah? Kenapa kayak canggung begitu ngomongnya?" susul Aisyah kemudian. Amelia hanya ber-oh kecil karena bingung harus menjawab apa. Setelah pertemuannya dengan Adib di r
uk menunjukkan sikap baik-baik saja. Amelia tampak gelagapan dan bingung. Namun, dia tetap berusaha mengikuti instruksi dari Adib. Dia kemu
terlihat canggung, kini berganti raut bahagia. Amelia dan Aisyah kemudian melanjutkan kembali obrolannya yang sempat terhenti karena kedat
Aisyah dengan sedikit penasaran melihat putranya keluar dengan terburu-bur
di dalam mobilnya, dan bersiap memacu gas. Aisyah langsung meneriakinya. Mau tidak mau Adib mengurungkan niatnya untuk m
kemudian membiarkan Aisyah masuk sebentar untuk membereskan urusannya dengan Amelia.
*
Bu?" tanya Adib begitu melihat Bu Anisa suda
Aisyah seketika berseri-seri mendengarnya. Namun, penjelasan lanjutannya membuat mereka terdiam. "Tapi ... kemungkinan yang dikatakan oleh Dokter Andika
an saat ini. Dia dengan Aisyah sam
" tanya Aisyah sebagai inisiati
ulu. Biasanya sudah boleh dikunjungi a
patah pun kata yang dia ucapkan, tatapannya pun kian kosong. Sikapnya yang demikian membuat Aisyah
ikan perempuan itu. Aisyah ingin marah karena demi mengetahui kondisinya, Adib hingga melupakan ke
epan ruangan perempuan itu du
ke kantin," kata Aisyah yang hanya direspons anggukan oleh A
Bu. Mar
perempuan itu, sedangkan Aisyah berbelo
puan itu. Dia menjelaskan secara singkat soal gadis itu, kemudian mempersilakan Adib u
olongnya ternyata sedang duduk menghadap ke arah pintu. Yang lebih mengejutkannya lagi, perempuan itu malah
mpuan itu, dan Adib siga
h berontak. Malah, sudah berteriak histeris. "Ya Allah, hei, siapa pun kamu, t
orang yang ada dalam dekapannya itu. Tidak lama kemudian, dia malah terisak
alkanmu, kok," sahut Adib seraya
erobok dengan tatapan Adib. "Janji sama aku kalau kamu en
kanmu, apa pun keadaannya. Asal kamu te
u itu menggeram tertahan melihat