icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Rahasia Pernikahan Kedua

Rahasia Pernikahan Kedua

Penulis: Karang Bala
icon

Bab 1 Campuran Perasaan

Jumlah Kata:1126    |    Dirilis Pada: 13/03/2022

rumah megah yang dipenuhi keluarga besar dan sanak saudara. Kecemasa

. Dibantingnya pintu setelah mendapati tiada siapa pun di dalamnya. Berlari ke arah balkon pun ta

itu, Bu. Ya Tuhan,

akkan, persiapan untuk ac

inya yang selama ini penurut tiba-tiba menjadi pemberontak dan senekat itu.

h kita, Bu? Kamu engga

ak di dada. Hanya bisa pasrah mener

k terkendali. Dia bangkit membanting barang-barang di kamar itu. Hingga dadanya terasa nyeri seiring n

si. "Tolong pahami keadaan kami, semuanya." Dia mengatupkan

lebih kurang ajar ketimbang anak kami yang bebas dan terk

a sekarang, kan?" tim

iki. Wes mulih kabbeh!" teriak seorang bap

nyangk

t-amit cah wed

n atau terlalu

jut banyak komentar dan hu

uruh kalimat tajam yang dilontarkan. Dia hanya bisa pasrah menerimanya,

h mema

atapan tajam ke arah para tamu yang berangsur pulang. Demi Tuhan, dia sangat

suaminya. "Kendaliin dirimu sekarang, Mas. Jangan sam

kali ini." Pria itu berjalan ke kamar Viskha

lit ditenangkan, juga ibunya ya

ri, lantas membawa ke dekat istrinya. K

a!" pintanya kepada sang isri, la

Sandrina memegangi bahu ibu mertuan

liin amarah Ayah. Semua

alu akibatnya. Mau dikemanain wajah kita, Syam? Dia udah mencoreng nama baik ke

Kepalang basah nyebuh sekalian. Kita harus bikin Viskha menyadari kesalahan dan menyesalinya." Pria beru

dia menampakkan batang hidungnya di

terjadi. Namun, memang amarah bisa membutakan segalanya. Dia sebagai kakaknya saja sudah sangat kecew

idikan rumah ini yang dia pake. Dianggapnya apa kita in

ar dan memikirkan tempat yang

nti? Gimana perasaan dan tindakan mereka?

sembarangan. Takutnya gara-gara ini bakal bawa masalah yang berbuntut panjang. Makanya kita harus nyari dulu Viskha, nanya alasan di bal

dhan melangkah panjang-panj

a kunci dan jaket, lantas kembali ke dekat ayahnya yang juga baru kembali dari kamar. Kedua p

bungi nomor anak bungsu

iskha!" Pria itu terus meng

temen-temen d

ada no

lantas merogoh saku celanan

nggilan Mardhan kepada adiknya. Kecuali saat dia

kan Hisyam setelah a

utranya. Muncullah beberapa kontak dengan user se

ng, hingga nomor-nomor selanjutnya pun hampir mengatakan jawaban serupa. Mardhan menepuk jidat sendiri

ayah, Hisyam sudah bi

i pelarian adiknya. Hingga dia mengingat suatu waktu, s

sana!" pekiknya s

-heran melihat t

u tahu s

entah mengapa dia begit

hu ke mana

Semoga duga

meminta ponsel miliknya dari tangan sang ayah, kemudian mengetikkan nama dusun tersebut di internet. Dia salah eja sedikit, tetap

mobil Hisyam di suatu kampung yang masih terlihat asri dan menghijau. Namun, dia tidak tahu di mana tepatnya rumah orang yang kemungkin

ainya menginterupsi. Ditatapnya layar

di telinga. Kabar dari Sandrina membuatnya membulatka

¤

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka