Rahasia Pernikahan Kedua
asuk dan segera menempati sebuah meja di sudut ruangan---menghadap langsung ke area
sendiri, begitu juga Viskha yang sibuk membayangkan mim
!" kata si pramusaji berpakai
timpal Viskha yang l
tapannya menembus kaca yang bening. Membayangkan respons yang
gak?" tanya Viskha yang bingung
umar terperanjat ters
esukaan kamu? Biasanya paling semangat, kan?" Viskha memicing menatap Zumar
las berisi jus melon kesukaannya. Diserup
engan tenang, tetapi otaknya terus bekerja.
, keduanya saling bungkam hingga makanan masing-
ini. Bahkan hampir setiap weekend." Netra Viskha menerawang menatap lan
h di tengah suasana hati yang buruk. Dia tak bisa membohongi perasaannya sendiri. Walau bagaimanapun a
asih. Betapa raut itu sangat ingin dia lihat saban hari, setiap waktu, bahk
Viskha kecewa sebab tidak mendapati tanda-tand
kok, Vi. C
gitu?" Viskha mencondongkan
jemari, kemudian men
kamu, tuh, kayak ada yang d
egitu intens oleh kekasihnya membuat
, Zumar mengambil sesuatu dari balik ja
ha mengikuti ke tem
ketika mendapati benda tipis panjang bernuansa rustik i
ikahan kita? Kamu bener-bener memenuhi janjimu, Zum?" Seren
si Zumar mala
uka
Senyum pun mengembang di bibir tipisnya. Alisnya bertaut seiri
h benar. Tulisan nama tersebut bersanding dengan huruf indah bersama nama kekasihnya. Zumar Wiyaksa. "S
cal
pembuat undangannya, kan? Ini salah ketik aja, kan? Lagian cuma sam
eng lemah. "I
seraya mengempaskan punggung. Tatapannya jatuh pada selembar undang
kha, menanti reaksi selanjutnya. Na
punggung. "Tapi, makasih udah sempet bikin aku terkejut. Enggak sepenuhnya gagal, sih." Dia mengerutkan hidung dan terse
is pikir. Hingga dia menegakkan punggung
ngga tawa Viskha mereda. "Apa aku keliatan bercanda? Apa in
a kekasihnya, dia tidak mendapati sedikit pun kebohongan di sana. Mengaki
u se
meng
menggeleng. Engga
ah sama perempuan
mau nikah
tungnya terasa ditimpa atap kedai yang seakan runtuh tiba-tiba. Dia merasa kehilangan oksigen dari paru-parunya. Hingga berusaha menetralkan dan menghir
ita? Mimpi-mimpi kita?" Le
ua b
enyuh oleh keadaan yang disaksikannya sekarang. Dia sadar betul, usai menancapkan belati tak kasat mata dalam dada Viskha pun h
runtuh seiring hancurnya mimpi-mimpi. Dia menyesal telah menggan
ta harus berakhir.
nota kepada pelayan sambil menyebutkan nomor meja, kemudian me
nnya sendiri. Menyaksikan sendiri penantian bertahun-tahunnya hancur dalam sekejap mata. Dalam pertemuan sin
i Zumar. Benaknya baru kembali dari lamunan, lantas baru menyadari kekasihnya sudah tak ada di sana. Secepat kilat bangkit dan
bingung. Jantungnya bertalu tak menentu. Terus berjalan sambil berusaha menelepon nomor pria itu. Namun,
ang dipanggil tak menoleh sekali pun. Malah mempercepat laju kakin
erjaket kulit itu? Tolong saya, Bang." Viskha me
berpikir. Dia seolah paham keadaan hati Vis
telah tiba depan Zumar. Meminta berhenti, lantas lekas menghampiri p
ngan isi hati yang tak terkendali. Tanpa aba-aba, telapak tangannya telah mend
¤