icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rahasia Pernikahan Kedua

Bab 6 Dilema Seorang Pria

Jumlah Kata:1015    |    Dirilis Pada: 13/03/2022

dan terhempas secara ti

gguncang pelan bahu sahabatnya. Namun,

kanan. Digesernya perlahan bagian atas tubuh sahabatnya susah payah. Kepalanya dipindahkan ke at

r gusar setelahnya. Harap-harap cemas menanti petugas berjas putih itu. Hingga belasan menit berlalu

mendapati sang dokter berdiri

n masuk mendahului. Disusul Talita yang buru-b

toskop untuk memeriksa pasiennya. Setelah itu

mengonsumsi makanan yang kaya dengan zat besi. Susu, bayam, ikan mas, atau daun singkong. Didampingi suplemen penambah darah da

a, hindari makanan yang mudah menurunkan darah juga." Dokte

enggak ada pemi

t. Pasien juga mesti istirahat yang cukup dan jangan dibiarkan berlarut dengan sesuatu yang membuatnya stres. Tidak baik untuk kesehatann

kan terima kasih at

emesankan bubur melalui aplikasi online. M

ni. Aku juga nyesel udah nambahin pikiranmu dengan ngutarain semua itu. Sesuatu yang harusnya tak perlu disuarakan." Dia menund

, mengeluarkan minyak angin. Dilumurinya telapak tangan dan kaki Viskha, kemudian beralih ke

siuman. Aku enggak tenang ban

r setelah belasan men

a memegangi kepala y

r kamu Cuma kecapean dan mungkin lagi tertekan." Talita

n bantal sebagai penopang. Setelahnya, dia melesat memeriksa gawai. Melihat titik lokasi sang driv

kenapa

raya mengambil air mineral. "Minum dulu, oke." Membantu sang sahabat menegu

ngan cup dalam keresek putih. Diterima T

dan menunggu kurir makan itu p

Talita mengambil sebuah cup. Membukanya dan me

gunyahnya perlahan. Hingga

ah,

u dikit,

enggelen

bungkusan obat satu persatu, lantas memberikan ke

menuju kamar, dengan Talita

lu, oke! Jangan mi

dan membaringkan

s perut, kemudian kembali ke ruang

¤

di sebuah pusat perbelanjaan yang ramai. Banyak sekali orang-orang menikmati weeke

ets yang serasi. Menanti kedatangan seseorang yan

etika insan yang dinantikan tiba. Dia menyu

marah turut berkilat di wa

elakangi lawan bicaranya. "Itu k

jadi kenapa kamu enggak mengakui s

pi

Egois. Ini kesalahan kita. Risikonya juga h

embuat orang sekitar

Kalo pun emang tetep bakal lari! Aku pastiin kamu bakal kembali dan menyesalinya!" Ora

jamnya seakan menghunjam lantai. Pikirannya kalut seiring perasaan yang berkecamuk. Memikirkan waktu seming

saat-saat yang dulu sangat dinantikan, kini setelah akan tiba pada masanya malah berbalik paling

sia ketika hampir menggapainya. Dia mengempaskan tubuh

jadi? Kenapa!" Dia menatap

bodoh diriku in

ng sangat dicintainya menghantui pikirannya. Segala renc

etukkan gigi. Meremas rambut dan me

¤

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka