Rahasia Pernikahan Kedua
arukali ini dia berada dalam situasi demikian. Sekalipun dan sedikit pun tidak pernah terpikirkan sepanjang hidupnya, akan ada satu
arian itu, tetapi tidak tahu tempat yang dituju. Setidaknya untuk sementara waktu sebelum penantian itu berujung temu. Dia
usinya. Bila tidak orang tua dan kakaknya kemungkinan akan segera menemukannya. Tidak,
ngga suara kernet meneriakkan kota tujuan bus yang ditumpangi terdengar. Viskha terpe
"Mas, tunggu, Mas!" pintanya saat telah dekat kendaraan itu
antu Viskha naik seraya melompat dari pintu. S
sap, juga polusi suara yang tak bisa dihindari. Dia tidak terbiasa dengan kondisi seperti itu. Namun, tak ada pilihan. Terminal itulah tempat terdekat yang bisa dijangkau,
au menyengat bensin juga berbagai campuran bebauan. Mencari kursi kosong yang bisa diduduki, tetapi tidak juga di
n kota yang masih ramai. Diliriknya arloji cokelat susu, jarum menunjukkan angka sembilan. Bera
sifnya. Ya, dia telah memilih berarti harus siap juga dengan segala risikonya. Di sisi lain lagi, dia merasa lega dengan keputusannya. Tak bisa menjalani sesuatu di luar keinginan hati. Ya, pesta per
s insan yang hendak dijodohkan dengannya. Pastilah dia juga akan senang mengetahui hal itu. Ketika kali pertama bertemu saja, di
mengganggu benak. Fokus dengan hal yang akan dilakukan ke depannya. Demi janji yang
¤
. Mardhan danHisyam baru tiba di rumah me
ekat ibunya yang bersimpuh di
ng seraya masuk. Hingga netranya bisa melihat insan y
dienyahkan seiring tarikan napas yang dihembuskan. Kepalanya terasa berdenyut mem
nnya bertindak di luar batas kesopanan!" teriak seorang pria tambun beramb
egala dengan anak mereka. Lihat, kan, akibatnya! Lihatlah, betapa wajah tanpa dosanya menanyakan ada apa? S
anyakan kepada istrinya nanti. Omong-omong di mana istrinya? Di keadaan seperti ini bisa-bisanya dia bersembunyi dan membiarkan ibu mertuanya menghadapi sendirian. Hisyam
tri kami dan diri saya pribadi. Saya mohon maaf sebe
luarga kami! Lebih-lebih merugikan kami. Berapa biaya yang telah kami keluarkan untuk semua ini? Apa kalian enggak berpikir? Undangan telah disebar dan beberap
Lebih dari sekadar malu akibat perbuatan putrinya, ucapan-ucapan orang di hadapannya merupa hinaan yang
ruangan itu, lan
u untuk memperbaiki semuanya. Kami janji akan membaw
pikir betapa cepatnya berita menyebar di era milenial seperti sekarang?" Pria itu memicing. "Ba
elesaikannya melalui media yang sama dengan kecepatan serupa. "Hisyam berd
¤