Take Me Back to Switzerland
Barbie dan Ken, sama-sama cantik dan tampan, enggak bakal ada yang bisa menyangkal. Haris dan Marsha selalu berangkat ke sekolah bersama, makan di kantin bersama
h sebagian besar warga SMA Antariksa Jakarta, kecuali bagi segelintir orang yang membenci mereka. Apalagi bagi para guru, mereka menganggap Haris dan Marsha seper
pelajaran Fisika. Piala yang ia dapatkan terjejer rapi di lemari miliknya. Hari ini, Haris dan teman-temannya yang telah memenangkan OSN sudah berdiri di atas mimbar kecil di lapangan
emutuskan untuk tidak mengikuti OSN tahun ini. Padahal tahun ini adalah tahun terakhir baginya untuk mengikuti berbagai o
ua murid sudah harus mempersiapkan masa depan mereka dengan mengikuti berbagai ujian masuk perguruan tinggi. Mungkin karena otaknya yang s
mannya di depan kelas. Apel pagi tadi hanya dilaksanakan dengan waktu yang singkat karena kegiatannya ha
ak," ujarnya membalas perkataan Marsha. Teman Haris yang awalnya sedang m
a." Haris mengangguk kepada tema
dwal bimbel, kan? Jalan
kepada Haris. Jarang-jarang Haris mengajaknya untuk pergi saat sedang h
bel dulu, mau main sepuasny
apek kerja buat biayain bimbel sedangkan kamu mal
dibolehin, please." Haris memohon kepada Marsha den
tetapi ia juga terkadang suka berbohong. Pernah saat itu Haris mengajak Marsha pergi ke pantai. Haris bila
arah kemudian menyuruh Haris dan Marsha untuk segera pulang. Sesampainya di rumah, Haris dimarahi habis-habisan oleh Tina karena telah berani membohonginya. Marsha yang tidak tahu apa-apa h
Mamaku." Haris meyakinkan Marsha. Sepertinya kali
terletak di benua Eropa, tepatnya di Swiss. Marsha dan keluarganya jarang sekali bahkan hampir tidak pernah bertemu dengan mereka. Maka dari itu, Marsha
wiss? Kok nggak pernah cerita
ar lagi masuk kelas," ucap Marsha sedikit panik setelah mengecek ponselnya yang ternyata ter
isa dihukum sama Bu Ani." Marsha menga
a sendiri karena terlalu asyik mengobrol dengan Haris hingga lupa jika ada pelajaran matematika oleh Bu Ani, salah satu
lat, Marsha?" tanya
karena gugup dan menjawab, "Maa
gera menuju bangkunya yang terletak di tengah-tengah. Untung saja hari ini Bu Ani sedang baik hati. Biasanya jika ada mu
gi ngobrol sama si Haris deh, Sha," ledek Lia kepada Marsha. Marsha segera menyikut lengan teman sebangkunya it