Take Me Back to Switzerland
i kota Jakarta. Banyak murid dari lulusan SMA dan SMK bahkan dari kalangan mahasiswa akan mengikuti seleksi ini. Mereka yang lolos pada tahap bah
ada tahap bahasa asing. Ia sudah mempersiapkan dengan matang sejak SMA untuk mendapatkan beasiswa kedokteran di luar negeri. Berbagai usaha telah ia lakuk
atu per satu buku yang ada di hadapannya dari pagi hingga sore hari dan hanya tinggal tersisa dua buku lagi yang belum ia baca ulang. Sebelum mulai membaca bukunya lagi, Marsha beranjak ke dapur untuk menyiapkan kopi ya
nggal sendiri demi melatih kemandirian anak semata wayangnya. Marsha pun memilih untuk tinggal di apartemen yang jaraknya t
Hari sudah mulai gelap dan banyak orang berlalu-lalang di jalanan. Marsha kemudian menekan angka sebagai sandi yan
berapa detik kemudian, perutnya mulai mengeluarkan suara layaknya orang kelaparan. Akan tetapi, baru satu jam yang lalu Marsha makan. Ia kemudian merasakan mua
a justru lebih terasa mual. Ia beranjak ke wastafel untuk memuntahkannya tetapi tidak ada yang keluar dari mulutnya. Marsha kemudian segera mencari ponselnya untuk menelpon seseorang d
bermonolog sendiri. Marsha berusaha untuk menginga
an. Nggak, nggak mungkin aku hamil."
arena kecerobohannya dengan seseorang. Segera setelah membeli barang tersebut, Marsha pergi ke toilet untuk mengecek kehamilan dengan menggunakan urinenya.
engan seseorang itu. Hatinya hancur berkeping-keping. Mimpi yang sudah ia idamkan sejak
app tetapi hanya berakhir dengan tanda centang. Marsha kemudian menelpon kerabat dekat yang kenal dengan orang tersebut dan menanyakan di mana keberadaannya sekarang. Akan tetapi, ker
Ia tidak mau dicap sebagai anak nakal dan tidak tahu diri. Bahkan orang yang telah menghamilinya tidak menjawab telepon dan pesannya. Apakah ia kabur? Tida
da benda yang ada di sekitarnya. Marsha merasa sangat bingung dan marah. Apa yang harus ia lakukan? Bagaimana dengan ujian seleksi besok? Ia tidak mau semua usahanya sia-sia. Namun, Marsha juga merasa sangat malu dan hina
. Tidak, bukan orangtuanya, bukan juga teman-temannya. Marsha yakin orang itu akan tutup mulut rapat-rapat setelah
sha setelah beberapa kali panggilannya tidak diangkat, "Hey, ma
ur help, r
g-orang yang sedang mengantre di boarding pass. Ya, Marsha memutuskan untuk pergi meninggalkan Indonesia dan merelakan kesempatan emasnya yaitu beasiswa ke luar negeri. Dengan bantuan seseorang,
rsha dan segera mengajaknya menuju pesawa
about this?" t
ice, I want to leave this c