Take Me Back to Switzerland
anti tugasnya tinggal kalian letakan saja di meja Bapak," jelas Pak Budi kepada para murid
ak?" tanya Rendi selaku
kin unik maka nanti nilai kalian semakin tinggi," tambah Pak
a sebentar lagi bel istirahat berbunyi. See you next time.
at sebelum bel berbunyi. Oleh karena itu, banyak murid yang menyukai guru seni rupa tersebut karena pengajarannya yang santai dan tidak terlalu disiplin. Beberapa
gas keluar dari kelas dan segera menuju ke kantin yang jaraknya tidak jauh dari kelasnya, hanya melewati tiga kelas saja. Suasana kantin saat ini masih sepi k
ih," tanya Putra kepada tiga temannya yang seka
ut," jawab Haris dan disusul deng
alih menatap Felix, "Kal
enak, "Siomay ada nggak?" tanyanya
a kok tau makanan s
. Cuma kalau di Ausie nggak ada sambal kacangnya," jelas F
tanya Putra dan dibalas
y dan batagor. Tidak lupa sebelumnya ia menuju ke warung yang menjual mie ayam karena di
ak Budi?" ucap Hugo membuka obrolan. Haris dan Felix ki
di atas kanvas putih berukuran 80 x 100 cm yang cukup besar dengan media cat minyak. Namun, hal itu jadi tidak terlal
au aja," sambung Putra yang kini sudah datang dengan sat
ini membawa satu mangkuk mie ayam dan segelas es jeruk, t
ua." Putra kemudian duduk di sebelah Hari
i dua piring batagor dan satu piring siomay serta tiga gelas es jeruk. Haris, Hugo, dan Felix se
i-laki berdarah Australia-Indonesia ini ternyata memiliki seorang kakak perempuan yang tiga tahun lebih tua darinya. Saat ini kakaknya sedang mengemban pendidikan di
emudian mengangguk dan menjawab, "Santai aja, nanti gue
an Felix, "Oke deh, nanti pulang sekolah berart
i aja, nanti lo bertiga mulai ngelukis terus besok kan
ran dari Hugo. Mereka bertiga kemudian melanjutkan untuk menghabiskan
n sehingga ia membonceng di belakang Haris. Felix yang sudah siap di depan segera menancapkan gas sepeda motornya menuju ke rumahnya dan diikuti oleh Haris dan P
dan membuka gerbang rumahnya yang masih terkunci dengan gembok. Ia mengeluarkan kunci dari kantong seragamnya dan segera membuka gemboknya. Ia kemudian mendorong ge
da orang apa?" tanya Putra setelah melepas helm
Felix. Ia lalu segera membuka pintu rumahnya yang
pada dua temannya yang sekarang
uangan dengan ruang tamu tetapi hanya diberikan sekat dengan lemari kayu yang besar. Di
yang menarik perhatiannya ada di sebelah televisi, "Wih! Terny
annya di meja, Felix segera menuju ke lantai atas untuk mengambil kanvas dan berbagai macam cat minyak serta kuas milik kakaknya. Sebelumnya ia sudah menelpon kakaknya untuk meminta izin
kesulitan membawa sendiri ia meminta bantuan kepada temannya. Haris dengan inisiatif langsung menyusul ke atas untuk membantu Felix. Ia kemudia
gak?" tanya Fel
ena ia tidak mengetahui istilah
ris kemudian berpikir sejenak, "Nggak usah kali, ya? Nanti malah
. Ternyata sudah ada Putra yang duduk dengan santai di sofa sambil memegang stik game
atu ronde saja. Namun, ternyata mereka sudah menghabiskan waktu selama dua jam untuk bermain game. Haris yang awalny