Gairah Liar Sang CEO
Sudut bibir Rafael terangkat ketika wanita jalang itu meminum air yang sudah tercampur obat perangsang hingga tandas. Dengan mata terpejam dan kembali ke posisinya, ia menghitung mundur di mana akan dimulai permainan malam ini.
Dan benar saja, semua sesuai dugaannya. Tak berselang lama kemudian rintihan wanita itu terdengar.
“Tuan.”
Wanita bergaun merah terang yang memiliki belahan dada rendah menggeliat, merasakan panas di sekujur tubuhnya. Ia mulai mendekat ke arah Rafael yang masih duduk membelakanginya.
Jemari lentik dengan warna kuku yang selaras dengan lipstik di bibirnya, menggerayangi punggung tegap Rafael. Ia menarikan ke sepuluh jemarinya membentuk sentuhan abstrak yang kemudian perlahan naik ke atas dan berhenti di kerah jubah itu.
Maksud hati ingin menarik benda sialan yang mengganggu kesenangannya, ia terjerembab ketika Rafael seketika bangkit. Sehingga ia harus merasakan dingin dan kerasnya lantai kamar bernuansa hitam tanpa pencahayaan yang cukup.
“Awsshh.”
Suara pekikan itu diabaikan Rafael. Melihat sang wanita terjatuh tak lantas membuat pria itu mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri, tapi tangan itu ia gunakan untuk menyeretnya.
Bukan menjadi hal yang mengherankan jika sang penguasa ranjang itu akan berlaku demikian. Ketika drama gairah liarnya memuncak, ia akan bertindak layaknya singa yang bersiap mencabik-cabik habis mangsanya.