Fras tersentak di balik wajah datar yang berhasil ia pertahankan. Namun, perintah yang baru saja ia dengar dan harus ia lakukan adalah satu hal yang cukup membuatnya terkesiap.

Apa itu artinya sang tuan besar akan menikah? Dan apa tadi dia bilang? Menikah dengan wanita itu?

Bukankah ini sama saja dengan menyulut api yang tidak pernah padam menjadi berkobar?

Tidak. Seharusnya ini tidak boleh terjadi.

Menggelar pernikahan ini sama saja membuka pertikaian di dalam keluarga besar Syahreza. Selain itu pemberitaan di media daring mau pun cetak akan semakin menggila untuk memperbincangkan kabar burung seperti sepuluh tahun yang lalu.

Bibir Fras terasa gatal untuk bertanya, tapi melihat raut wajah sang tuan berubah-ubah, ia mengurungkan niat. Ia tidak ingin perkataannya justru membuat spekulasi buruk bagi Rafael.

Satu hal yang ia tahu jika Rafael tidak akan bertindak jika tidak tahu sebab dan akibat. Dan apabila sang penguasa itu sudah mengambil keputusan, maka ia tidak perlu khawatir. Meskipun pada satu waktu ia akan menjadi orang pertama yang menjadi tameng.

“Baik, Tuan. Saya akan mempersiapkan semuanya,” jawab Fras tanpa mengabaikan etika kesopanan.

“Apakah Tuan punya permintaan khusus yang harus saya persiapkan?” tanya Fras setelah menimbang beberapa konsep yang terlintas di benaknya.