Membunuh Masa Lalu
Bajunya lusuh, badannya tidak terawat dan kurus berbal
lahan. Ini bak di film-film saja, ada orang mau bunuh diri
aku dari sorot matanya yang mengintip dari sela-sela rambutnya yang berantakan itu sepert
Tua, kenapa engkau menghalan
lu berdiri perlahan dan kini tengah mende
?" ucapnya parau, suaranya nampak begitu berat, s
sih belum paham apa ya
pa tidak, kini ia tengah menyibakkan rambutnya lebar-lebar sehingga ta
u! Aku beringsut mundur menjauhinya. Tidak bisa kusembun
wajahmu ...." Aku tidak mam
suara yang lebih berat. Rasanya ini bukan sekadar pertanyaan bagiku, tetapi ju
cut mencuri hak Tuhan-- lalu berpikir bisa mengakhiri penderitaanmu adalah puncak dari kebodohan dari segala kebod
sih me
ini siapa?" suaranya sedikit melunak, ia melanju
bergetar hebat, lalu tumbang dan bersimp
ni adalah wujud masa depanku?
ya aku dan dunia ini menjadi begitu berjarak sangat jauh. Barangkali ragaku memang masih berada disini, tegak dan berdi
iri mendekatinya, perlahan-lahan, rasa penasaranku yang semakin menjadi-jadi menuntut
pak Tua itu tiba-tiba, tetapi tidak sampai tuntas,
maksudmu kamu adalah wujud masa depanku!" Teriakku. Aku masih terus s
emah. Kini tangisnya perlahan memudar beralih masuk ke dalam tubuh
irimu siapa, jangan campuri urusanku," aku teru
Urusanmu adalah urusanku juga. Sebab karena kebodohanmu lah aku menjadi seperti
berada di atasku dan mendudukiku. Lalu tangannya yang kurus dan mengerikan itu mulai mencekik
bar-lebar!" kurasakan cengkeramannya sema
n saja, dekat sekali. Sorot matanya yang menyimpan beban begitu
hmu, Jaya!" Kini sorot matanya berubah ta
kini semakin
akan, sorot matanya juga semakin dalam menghujam
ku punya, aku memekik kecil tanp
i aku akan segera mati. Mati? Bukankah itu yang aku ma
ahai diriku yang datang dari m
leherku sedikit di kendurkan, aku
rimu, Pak Tua!" Aku berteriak lag
ut mundur lalu seperti orang yang tengah kebin
snya lemah kepadaku. Denga
oba mengatur napas yang masih terse
k menderita seperti itu. Biarkan aku, aku ...." suaraku semakin lemah, rasa ini bercampur
angan membodohiku, yang berarti memb
asuk ke dimensi masa lalu seperti yang
depanku, ia nampa
dik, tetapi seolah sudah bisa menebak jalan pikiranku. Tentu sa
arnya berjarak sangat tipis bak kulit ari. Bahkan mungkin lebih tipis dari rambut yang terbelah tujuh. Kemarin aku san
ra. Sebab dia lah sumber
.. tun