Membunuh Masa Lalu
iku lalu meninggalkanku di saat aku sayang-sayangnya kepada Vera. Seperti yang dulu pernah
ata adalah teman kecilnya itu adalah tipe wanita i
i sebegitu menderitanya. Sampai pernah mencoba bunuh diri segala. Pasti sangat berat, seper
gah ada di rumah sakit. Tetapi karena aku sudah benar-benar tidak mau berurusan dengannya lagi
andra. Kalau saja aku tak berbuat itu kepadanya pastinya semua ini tak akan pern
ya rasa kasihan saja. Sebelumnya aku terima dia karena kasihan melihatnya terus-terusan mengejarku, kemudian aku menerimanya dengan terpaksa sebab aku memang tidak mencintainya. Aku pikir cinta bisa
nangis hebat, bahkan sampai mengemis-ngemis kepadaku agar aku tidak meninggalkannya. Tetapi apa boleh buat, aku tidak mau semakin lama
bahwa sakit hatinya
menjalar masuk ke seluruh tubuhku. Mendesak dengan begit
endammu. Aku ucapkan selamat. Kamu leb
Kopi di kedai ini memang khas sekali, maka dari itu tak heran jika tidak pernah sepi pelanggan, pelayanannya pun
rgi setelah meninggalkan jejak yang tak pasti. Segala logika tak akan berguna jika sudah berurusan dengan cinta. Ia tak terliha
ok wanita itu, kusandarkan kepalaku sejenak di kursi, kupejamkan mataku, dan aku hembuskan napasku secara perlahan. Bagaimanapun
egera tuntaskan dendammu, apalagi yang kau tunggu!
i telah ada di dekatku, tinggal aku ter
u, sampai kapanpun kau tak akan pernah bisa hidup tenang dan damai. Kamu lah yang menyulu
ntas kau melupakan begitu saja dendammu? Ayo, luapkan saja
napsumu, kau sudah sangat menderita, jangan kau tambahi lag
ikir lagi harus bagaimana sekarang. Suara-suara dari dalam jiwaku s
di dompet, kuhampiri kasir, da
is yang tersisa. Rasanya semua sudah jelas, aku akan k
gera melepaskan cincin pemberian pak tua itu dari jemariku. Sebelum tubuhku memudar dan terhisap masuk ke dimens
kan tubuhku terhisap dan kem
*
rto bilang padaku kalau masih ingin bekerja hari ini suruh datang ke kantor. Karena aku adalah orang lama dan ki
u kepada Sandra. Aku juga tak ada dendam lagi Vera. Setelah berjibaku dengan waktu yang tidak sebentar, pada akhirnya aku paham, aku masih pu
an. Kulihat wajahnya semakin menua, dan aku belum bisa membahagiakannya malah hanya jadi b
kau kena minyak baru tahun rasa," kata emak sembari
k," jawabku manja. Aku memang anak satu-satuny
ini mulai kerja lagi, kan?" ucapnya
di kerjaan masih ingin aku kerja disana. J
aga kamu, meski kerjaanmu hanya kurir paket, setidaknya itu halal. Banyak or
ekat wajah emak. Ini yang selalu aku rind
ataku ma
sibuk. Aku mengambil kursi plastik, dan duduk di d
esepian?" Aku kata
-kemarin ketika kamu lagi gila gara-gara Vera, jujur emak kesepian
iya,
k tidak tahu maksud di balik pertanyaan
Emak ada Jaya, tetapi pasti emak juga butuh seorang pendamping bukan? Sesuatu
an alat penggorengannya, lalu mengambil kursi
n adalah melihat engkau menikah dan emak segera menimang
" Aku masih
ah pak Abdul tidak cuk
ng mulai banyak kerutan itu mendadak bersemu mer