icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Membunuh Masa Lalu

Bab 4 Jiwa yang Hilang

Jumlah Kata:1010    |    Dirilis Pada: 31/01/2022

ok Vera muncu

kearahku. Rambutnya yang sedikit pirang tergerai begitu

elama ini? Ver peluk aku, Ver, peluk." Aku terkesiap, dan segera m

ak

at keras di pipiku. Aku

itu, Jay. Ini emak

enyumnya, wanginya, kerlingan menawannya, dan tubuh indahnya kemana? Kenapa berganti macam begini rup

ar Jaya, sadar, kamu lelaki, jangan lemah!" pek

ulikan kata emak. Terus aku

Nak. Lupakan Vera, masih banyak wanita diluar sana yang lebih baik dan c

as kursi, kembali aku meraih foto Vera di ponselku. Memandangnya dan mera

gini, Jaya?" tukas emak sembari

asih

u seperti ini, Jaya. Bapakmu telah tiada, hanya kamu satu-satunya semangat ibu di dunia ini. Kamu harus

ah. Masih tet

anjang," ujar emak lagi. Entah yang kebera

embari memegang kepalaku dan mengarahkan k

ya lagi di matamu sehingga tak sedikitpun kata emak kau dengarka

berteriak semakin kencang. Perlahan aku lihat matanya meneteskan ai

sa haru ku. Tangisku pecah, kupeluk

Maaf," tukasku lemah

embutan. Aku merasakan perasaan damai untuk

ku, dan menatapku lekat

di larang oleh siapapun sampai keinginan itu berhasil kamu dapatkan. Ibu mengi

" Aku kembali mengh

atkan kedamaian dan tambahan kekuatan setelah berbulan-bulan terpuruk karena Vera. Lam

*

dari bahwa masih ada setitik harapan muncul, seketika semangat hidupku sedikit terpacu. Juga dukungan dari emak semakin menguatkanku, dan semoga ini b

ng tidak tahu diri sepagi ini sudah bertamu, tapi rindu ini tidak mau mengerti tentang semua itu, p

u-pintu kamar penghuni kost masih terlihat beberapa yang masih te

ah ke tiga kali barulah membuahkan hasil. Terlihat seorang ibu setengah baya

sapaku begitu ibu itu

ertamu?" jawabnya sedikit menyelidik padaku. Dari nada dan ekspre

esini menanyakan Vera, ibu masih ing

embari membuka pintu gerbang dengan nada agak terpak

ku menanyakan maksud tujuanku. Tidak ada waktu untuk sekedar be

ah ngekos disini. Saya baru ingat, saat pertama kali menginap disini pasti Vera memberikan foto copy KTP

maaf, memang biasanya yang ngekos disini pasti saya min

ar sembari menggeser posisi dudukku. Keke

nginap disini, tetapi dia tidak memberikan identitasnya. Hanya nama

nya, maka saya terima saja, Mas. Dia hanya bilang kalau dia datang ke Jakarta in

itu tegak benar sudah keburu ambrol terhempas kenyataan. Setitik harapan yang aku genggam kini telah menguap dan s

dikit saja rambu-rambu atau jejak dirimu agar aku bis

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka