PRAMESWARI
eolah-olah ngg
yang mengisi benaknya saat ini, dia harus segera pergi dari rumah kontrakan Mbak Honey. Sesegera mungkin karena inilah kesempatan emas itu. Kesempatan yang sudah dinantikannya sejak tadi pagi,gera mewujudkan rencana terbesarnya dalam hidup ini, pulang ke Tangerang. Semarah-marahnya Abah, nggak mungkin menolak kan, kalau dia pulang? Begitu juga dengan Abang dan terutama Ummi. Nggak m
anal
irullah
li benaknya saat ini, berjubal-jubal. Di antaranya, bagaimana kalau ternyata mereka juga mencarinya di sini, Yogyakarta? Men
g, dug,
. Penculik, pembunuh atau pemerkosa? Jelas, dia nggak akan pulang ke Tangerang dalam keadaan selamat. Kalaupun selamat mungkin mahkota kesuciannya ... Oh, menyadari itu, hati
ngangkatnya sebagai adik. Kurang apa? Apa masalahnya? Karena harus membantunya bekerja di kafe? Haha. Haha. Itu hal yang sangat sangat sangaaat lumrah, bukan? Apalagi yang bisa dilakukannya sebagai ung
menolong kamu dulu, seorang penjahat? Jadi apa kamu sekarang? Oh, mungkin sudah masuk berita kriminal. Telah ditemukan mayat berjenis kelamin perempuan dena semakin oleng, "Tolong Wari, Allah. Wari takut. Wari bingung, apa yang harus Wari lakukan? Ampuni Wari, Allah. Wari janji, nggak
orang pun di rumah ini, Prameswari mengambil air minum dari dispenser. Menenggaknya sampai habis satu gel
llah, All
abnya. Mencoba untuk menghentikan tangis, melerai pergumulan batin dan sebisa mungkin menjernihkan pemikiran. Ja
t apak
*
elonjor dengan tubuh disandarkan ke dinding. Tanpa bisa dicegah lagi, Mbak Honey menubruknya, memeluk dengan erat dan hangat. Air mata haru sekaigus bahagianya menggerimis besar-besar, menggenangi
amu sudah pergi dan akan membuat Mbak bersedih di sepanjang hidup Mbak? Mytha, janji sama Mbak, ya? Kamu jan
deras. Bagaimana tidak? Ternyata, dia sudah salah menilai Mbak Honey. Salah besar. Dalam hati dia merut
ri ehhh Myt
i ya, jangan diu
, Mb
bak nggak mau kalau sampai kamu ... Jangan ti
u banyak pertanyaan yang mengisi hati kosongnya tentang Prameswari, dia memilih untuk meredamnya. Lagipula, nggak semua pertanyaan harus dilontarkan, bukan? Dia percaya, semua ada waktunya. Termasuk wakt
ba
Mytha
a yang indah untuk Wari ehhh Mytha.
antik, sama k
. Ha
demi keselamatan dirinya, lahir dan batin. Bukan hanya sekadar menghindari perjodohan yang dikehendaki Abah. Bukan untuk menyakiti hati siapapun, termasuk Mas Eiden. Bukan, bukan itu. Pram
h
a kamu nggak nelpon ke pondok, Wari? Kabari