PRAMESWARI
yang sudah mulai sepi. Baginya, apa yang baru saja dikatakan Peony tadi benar-benar menyulut bara amarah yang selama ini dipendam di dalam hatinya. Bagaimana tidak? Peony juga selalu ikut dalam set
nd
lah yang mandul, bukan dirinya---tapi kesabaran di hati Giga sudah semakin menipis. Nyaris habis. Bayangkan! Setiap bulan, setiap test pack-nya menunjukkan satu garis,
h, yang nggak ing
n pasti mengi
mereka berjumpa di sebuah kafe di Jalan Parangtritis. Peony bekerja sebagai waitress di sana, sedangkan Giga ... Biasa lah, sedang ada meeting bersama teman-teman sekantornya. Entah bagaimana, kom
untuk calon menantunya. Salah satunya, mau menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga. Sehebat apapun karir seseorang, kalau dia ngg
. Bersediakah dia melepaskan pekerjaannya? Terlebih, waktu itu Peony juga sedang menempuh pendidikan di perguruan
nta, ulam
an disaksikan oleh Mbak Honey. Mbak Honey itu sahabat dekat sekaligus pemilik Honey Karaoke and Cafe, tempat Peony bekerja. Sekitar dua tahun setelahnya, mereka menikah. Siapa
mp
Honey Karaoke and Cafe yang masih buka. Dalam hati membat
i, Giga melambaikan tangan ke waitress yang terlihat si
ot mata sayunya, dia menjelaskan kalau sebenarnya kafe sudah tutup. Karena ada pengunjung yang
kecewa, "Kalau saya numpang du
ha itu mengangguk dan tersenyum santun, manis sek
desir hangat dan tanpa dikomando dua kali, matanya sudah langsung merayapi tubuh si Mbak---Mytha--
mau minum air p
napakkannya pada kenyataan. Sedikit gugup
yibakkan poninya yang tebal, lembut dan hitam ke belakang. Kekaguman di hati Giga bertambah besar, be
ung Bund
otong jawaban Mytha, "Apa kabar
n melebarkan senyuman. Untung Mytha cepat tanggap, jadi dia langsung berg
a Giga sambil duduk di kursi depanny
at marah dengan Kejadian tadi, di rumah. Menurutnya, Peony jahat karena sudah menuduhnya sebagaia laki-la
oba,
*
ngunci pintu sampai pol. Masih dengan gaya berjingkat, dia berjalan ke kamar. Hati-hati, mele
eng. Hanya perlu dirapikan kumis dan jenggotnya saja agar terlihat lebih segar. Sekarang Giga tersenyum sambil te
uus
an kembali memandangi bayangan dirinya di kaca cermin. 'Ah! Masa, aku yang mandul, sih? Masa,
uus
ras dari biasanya. Giga merasa, hanya dengan jalan itulah dia bisa melampiaskan seluruh kemarahannya. Apa lagi, coba? Mustahil, mengamuk. Bisa-bisa Peony malah se
uus
mamnya pada diri sendiri, "Tanggu
uusss! Dengan penuh kenikmatan, Giga menikmati shower time-nya. 'Mumpung Peony sudah tidur!' bat
membuat Giga bertahan
n membuktikan kala
a yang melarangnya
udah habis untuk Peony dan nggak
. Setia, sabar dan penurut. Semenjak menikah dengannya, belum pernah sekalipun mengecewakan hatinya. Ya, yaaahhh, kecuali soal tuduhan mandul itu tadi. Eh, bukannya sedikit lho, yang
baik fokus bekerja dan berusaha. Karena yakin, kerja keras ngga