PRAMESWARI
tumpah ketika membaca baris demi baris catatan Mbak Honey. Apakah karena catatan itu mampu mengingatkannya pada Ummi, Abah dan juga Abang di rumah? Ataukah Mas Eiden yang selama ini mengisikan manis
biru yang tersaput
r M
nta tol
ri. Terus, kalau sudah dikeluarkan, kamu masuk
gak usah dibongk
Nah, untuk pakaian kamu, Mbak sudah sediakan kope
jadi pindah ke
ve
k H
anal
irullah
n, pemikiran dan penyesalan. Begitu banyak, campur aduk menjadi satu hingga mendorong dirinya untuk pergi. Ya, pergi jauh ... Mbak Honey memang b
Sebenarnya, siapa orang itu, ya Allah? Berniat jahat p
lan, lagi-lagi mencabik-cabik hatinya yang sudah tak berbentuk. 'Harusnya aku nggak usah kabur dari rumah, kan? Harusnya aku teri
antren silih berganti mengisi benaknya yang nyaris kosong. Abah yang selalu mengembangkan senyum manis dan tulus untuknya. Nggak pernah berkata atau be
aak
kalau nggak melarikan diri dari rumah, sekarang dia tengah mengaji bersama teman-teman. Oh, nggak, mungkin sedang memasak atau membereskan rumah
ri mulut Prameswari ketika bayangan Ummi menyelinap masuk ke dalam benaknya. Dengan segenap perasaan menyesal,
"Sekarang Wari sadar, Wari tahu kenapa Abang marah ... Abang sayang Wari dan Abang nggak mau kalau sampai Wari celaka. Iya kan, Bang? Tampar Wari
ug, dug,
engerjakan tugas dari Mbak Honey dan pergi. Iya, itulah keputusan hatinya yang sudah utuh dan bulat. Pergi, pulang ke Tang
*
ney sudah lebih
dia masih bisa mengantongi tiga setengah sampai lima juta rupiah. Wuaaahhhh, tentu saja Mbak Honey bangga. Beryukur juga tentunya, karena baginya segala kesukses
n yang di Jalan
mengembangkan usaha yang benar-benar dimulainya dari titik nol. Dari hanya membeli tanah ladang ... Dibangunnya sedikit demi sedikit hingga akhirnya seperti yang sekarang ini. Indah, mewah dan rejekinya melimpah ruah. Haha. Haha. Bi
mur hidup, baru kali ini dia merasakan kebahagiaan yang sebesar ini. Punya adik, punya saudara, bukannya hidup sebatang kara. Hehe. Ya, yaaahhh, anggap saja itu resiko yang harus didapatkannya sebagai anak yang tumbuh dan besar di Panti Asuhan. Baginya, itu masa lalu, nggak perlu diing
ek
kobar-kobar sekarang. Dia yakin, bersama Prameswari, akan lebih mampu melewati setiap tantangan yang ada dalam hidupnya.
tok,
Mbak Honey memanggil, "A
tok
Mbak Honey p
ci. Hal inilah yang melecut Mbak Honey untuk segera masuk dan mencari tahu, apa yang terjadi. Apakah Prameswari
tap,
memanggil nama Prameswari sambi
Honey terus mencari Mytha sampai ke sudut terkecil di rumah ini. Gudang, dapur, kamar mandi, balkon ... Semua ruangan disisirnya dengan teliti, meskipun seb
angkan diri karena begitu besar gelombang keragu-raguan menggulung hatinya. Sehingga