PRAMESWARI
an Bundo. Rumah tiga lantai yang terlihat bersih, terawat dan mewah, istana Mbak Honey hasil dari jerih payahnya mengelola keuntungan dari Honey Karaoke and Cafe. Sedikit demi sedikit
kuasa, tapi usaha dan perjuangan itu sesuatu
a mengalah. Demi rasa sayangnya pada Prameswari. Atas nama rasa aman dan nyaman adik angkat tersayang. Waktu itu Mbak Honey berpikir seperti ini, 'Nggak apa-apa lah, kalau Mytha suka sama Tata. Toh, nggak dibawa kemana-mana, hanya di rumah ini juga. Yang penting Myha betah tinggal di sini, bersamaku. Janganka
a rasa bangga atas berkembang pesatnya Honey Karaoke and Cafe. Dalam sesungging senyum cantik, Mbak Honey membatin, 'Sekarang aku sudah tenang ... Kalau sewaktu-waktu Allah memanggilk
u
n teras. Digigitnya bibir bawah kuat-kuat untuk mencegah menetesnya air mata. Sungguh, dia tak ingin Prameswa
k, klik .
udah hampir dua minggu dia nggak datang ke sini, tapi rasanya masih bersih dan wangi. Sejenak, Mbak Honey merayapi seluruh dinding ruang tamu, sambil terus menghentikan aliran air matanya. Entah mengapag, do
i ruang keluarga dan juga kursi goyang yang terletak di ruang santai. Dengan penuh kegembiraan, Prameswari duduk dan menggoyang-goyangkan bandannya, asyik. Sejenak, Prameswari memejamkan mata, menghalau semua bayangan tentang Ummi, Abah dan Abang ... Tak satu pun bayangan dari mereka dibiarkan masuk ke dalam benak
, "Myhta ...?" panggil Mbak Honey lagi yang sekarang sedang berdiri menyedekapkan ke
Allah masih memberinya Mbak Honey yang sangat sangat sangaaat menyayanginya. Menyadari akan hal itu, hati kecil Prameswari berdarah lagi. Kesedihan yang begitu besar---tak tergambarkan---nyaris menguasai
*
iin
i mengambil ponsel kesayangan di meja belajar. Dengan rasa penasaran yang semakin membesar di hati, dia menyentuh aplikasi facebook yang sudah hampir dua minggu ini nggak pernah dikunjungi. Sebena
ri Shali
erit
irimi Anda permi
u
wiii
dan melihat profilnya. Dengan air mata yang menggenang dan akhirnya merembes hangat, Prameswari memastikan kalau itu benar-benar Mas
line-nya, jangan gegabah! Iya kalau itu Mas Eiden, kalau bukan? Bisa saja kan,
a satu, yang meneguhkan keyakinannya kalau benar, itu Mas Eiden. Karena sudah terlanjur trauma, Prameswari mengetik sebuah nama lagi di pencariann Jo
Al-H
Anak S
alik Al
beritahuan dan menyentuh akun Eiden Malik. Jlep, plaaasss! Tanpa dia sadari, jari jempolnya sudah menyentuh tulisan terima. Oh, ooohhh, seketika hati Pram
k itu, dia belum download aplikasi messenger lagi. Nggak ada gunanya juga, kan? Siapa yang akan mengajaknya chatting? Selama ini hanya
ngan Mas Eiden Malik, seseorang yang telah merenggut seluruh hatinya. Membuatnya jatuh cinta sepanjang masa. Sa
n Wari, Mas?" bisiknya terisak, "Wari minta maa
rayapi inci demi inci kamar yang begitu indah, mewah dan mampu memberikan kenyamanan di hati dengan air hangat yang terus mengalir. Ah! Mungkin air mata itu ta