icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PRAMESWARI

Bab 6 Pindah Rumah

Jumlah Kata:1154    |    Dirilis Pada: 02/01/2022

ebagai anak pancingan. Sebenarnya, bukan satu atau dua orang yang memberikan saran seperti itu pada mereka tapi entah mengapa, hati

itar rumah saja, dia kelihatan nggak suka. Jangankan beramah-tamah atau berlemah-lembut? Melihat anak-anak tetangga numpang bermain di halaman rumah sa

lah, po

dah mengurus bayi?" gumamnya lagi, setelah menghempaskan tubuh di at

ek

pa ribut, bertengkar atau saling meluapkan emosi jika bisa bicara dari hati ke hati? Itulah mengapa, dalam banyak perbedaan, Giga memilih diam. Mengalah. Termasuk dalam hal obsesi Peony untuk mengadopsi anak. Giga memilih diam. Karena nggak ada

winkle li

nder wha

the wor

iamond i

winkle li

nder wha

Call: Kha

, berhenti. Pantang baginya menerima telepon sambil menyetir, karena paham hal itu sangat berbahaya. Nggak sedikit lho, kecelakaan lalu

setelah menekan tombol ANS

nyahut dengan nada suara senang, penuh semangat, "Oh, kirain kenap

s? Alhamdulillah. Nanti, cepet-cepet ngasih kabar ya

mel panjang kali lebar sama dengan luas persegi panjang. Hehe. Ter

imkan foto anak-anak panti asuhan ke whatsapp-nya. Giga menyanggupi, dari pada bonyok. Peony memang an

uuu

emalaman. Kalau sudah begitu, siapa yang patut untuk disalahkan? Giga, tentu saja. Hehe. Kadang-kadang Peony memang separah itu. Untung, Giga

*

yang belum pernah dihuninya selama ini. Dia merasa, rumah kontrakan ini sudah nggak aman lagi untuk mereka, terutama Prameswari. Entahlah, dia sendiri juga

u Prameswari berasal dari keluarga yang berkecukupan, makanya melalukan penipuan secara halus. Hemmm, tapi sampai detik ini Mbak Honey masih belum berani me

angkatnya itu sudah memaafkan---nggak menyalahkannya sama sekali---tetap saja hatinya dihantui perasaan bersalah yang nggak kecil. Lagipula, kalau pindah ke

a dengan baik. Mbak Honey nggak perlu berperasaan apapun pada Ibu. Karena jelas, Ibu nggak tahu menahu soal kejadian kriminal yang hampir mencelakai Prameswari itu. Iya, kan? Hampir tiga tahun menempatii rumah itu dan baru kali ini terjadi yang seperti itu. Benak Mba

pada Prameswari yang sedang membereskan kamar,

, Prameswari tersenyum manja, "Bisa

et bulu merah jambu bercorak bunga mawar, yang dibelinya khusus untuk Prameswari. D

tha

bak Ho

a tercipta perasaan nggak enak dan takut. Nggak enaknya, karena merasa sudah merepotkan dan menyusahkan Mbak Honey. Takutnya? Takut, kalau dia harus terpisah darinya. Harus kema

i untuk membicarakan semuanya dengan sangat hati-hati, kare

tahu tentang kemungkinan Prameswari untuk membantunya di kafe. Karena untuk sementara ini Mbak Honey harus mengurus cab

nya, perlahan-lahan terberai dan menghilang. Meskipun sisi batinnya menjerit tentang dia harus membantu Mbak Honey di ka

mana

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Meyka2 Bab 2 Malaikat Penolong 3 Bab 3 Honey Karaoke & Cafe4 Bab 4 Paramitha Alias Mytha5 Bab 5 Sosok Serba Hitam6 Bab 6 Pindah Rumah7 Bab 7 Keraguan Hati Prameswari 8 Bab 8 Keputusan Hati Prameswari 9 Bab 9 Pelajaran Berharga Untuk Peony10 Bab 10 Eiden Malik11 Bab 11 Antara Harapan dan Kenyataan 12 Bab 12 Hati Tak Pernah Berdusta 13 Bab 13 Ladies Companion14 Bab 14 Rok Mini dan High Heels15 Bab 15 Gejolak Hati16 Bab 16 Malam Berdarah 17 Bab 17 Call in the Middle Night 18 Bab 18 Kegelisahan dan Ketakutan Mbak Honey19 Bab 19 Cerita Air Mata20 Bab 20 Kelembutan Cinta dan Kasih Sayang21 Bab 21 Harus Tenang dan Tabah22 Bab 22 Keadaan Yang Tak Terduga23 Bab 23 Good Bye, Masa Kritis! 24 Bab 24 Berpijak Pada Kenyataan25 Bab 25 Mencoba Untuk Percaya26 Bab 26 Butiran Cinta27 Bab 27 Hari Yang Dinanti28 Bab 28 Pilihan-pilihan dan Kenyataan 29 Bab 29 Janji Hati Mbak Honey30 Bab 30 You and Me End31 Bab 31 Perlahan-lahan Namun Pasti32 Bab 32 Evan, Yuka dan Wari33 Bab 33 Gugur Bunga34 Bab 34 Menyemai Indah Harapan 35 Bab 35 Keraguan Hati Peony36 Bab 36 Pergerakan Abah37 Bab 37 Penyamaran Bermula38 Bab 38 Prameswari Menolak cinta39 Bab 39 Seharusnya40 Bab 40 Sidang Cinta Peony41 Bab 41 Jilbab Putih Melati42 Bab 42 Mencoba Mengingat Kembali 43 Bab 43 Bagian Terpenting Dalam Hidup44 Bab 44 Mencari Titik Temu45 Bab 45 Ingatan Yang Kembali46 Bab 46 Goodbye, Amnesia!47 Bab 47 Kenangan Abadi48 Bab 48 Tekad Baru Prameswari 49 Bab 49 Aksi Cinta Mytha50 Bab 50 Dendam Kesumat51 Bab 51 Pertemuan Peony dengan Mytha52 Bab 52 Jilbab Putih Melati53 Bab 53 Mencoba Mengingat Kembali54 Bab 54 Bagian Terpenting dalam Hidup55 Bab 55 Mencari Titik Temu56 Bab 56 Ingatan Yang Kembali 57 Bab 57 Good Bye, Amnesia!58 Bab 58 Kenangan Abadi59 Bab 59 Tekad Baru Prameswari 60 Bab 60 Aksi Cinta Mytha61 Bab 61 Dendam Kesumat62 Bab 62 Pertemuan Peony dengan Mytha63 Bab 63 Berusaha Membalas Budi64 Bab 64 Perjuangan Seorang Abang65 Bab 65 Segitiga Perasaan66 Bab 66 Selamat Tinggal, Mytha! 67 Bab 67 Kembalinya Sang Bidadari 68 Bab 68 Penantian dan Perjuangan69 Bab 69 Permintaan Terakhir Prameswari 70 Bab 70 Konflik Melanda Giga71 Bab 71 Obsesi Cinta Anak Manusia 72 Bab 72 Cinta Yang Menggila73 Bab 73 Cerita Baru dari Abah74 Bab 74 Pemberontakan Prameswari 75 Bab 75 LANJUTKAN LANGKAH76 Bab 76 Rasa Cinta vs Jodoh77 Bab 77 Konflik Yang Sesungguhnya 78 Bab 78 Dipinang Cinta79 Bab 79 Ungkapan Kejujuran 80 Bab 80 Sahabat Till Jannah81 Bab 81 Terungkapnya Kejahatan Meyka82 Bab 82 Kamar Maryam Binti Imran83 Bab 83 Impian Terbesar Prameswari 84 Bab 84 Surat Pinangan Mbak Hayyina85 Bab 85 Wanita ke Dua86 Bab 86 Kesempatan Emas untuk Prameswari 87 Bab 87 Menjaga Amanah Mbak Honey88 Bab 88 Kecewa dan Terluka Lagi89 Bab 89 Jodoh Yang Mendekat90 Bab 90 Memaafkan karena Allah91 Bab 91 Ummi Baru untuk Prameswari 92 Bab 92 Ustadz Lapuk is Back93 Bab 93 Demi Allah, Cinta dan si Buah hati