icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Anakku Menjadi Saksi Mata Perselingkuhan Suamiku

Bab 7 Mulai Menyadari

Jumlah Kata:1587    |    Dirilis Pada: 23/12/2021

TEH

A

a di saung belakang, dekat dengan kolam ikan. Mereka tampak seru memberi

g sudah disiapkan oleh beberapa karyawan, men

t!" seruku mengajak mereka untuk sege

n diri, sebelum bergabung bersama ibu mertua dan kedu

an panjang dengan motif teddy bea

aku ikut bergabung bersama mereka y

at dekat dengan ibu mertua, terbukti dengan keakraba

pek, biar promilnya berhasil," ujar ibu mert

kter menyarankan untuk menunggu minimal 3 tahun, lebih lama lebih bagus, sih. Bi

dah kuasa Allah. Lagian mumpung masih muda, kok. Bikin anak yang banyak, Ibu aja anak tiga kadang masih kesepian k

giyakan, aku malas berurusan

bicara penting sama kalian," ta

a sebentar lagi," jawabku sembari memainkan ram

puncak, sehingga membuatku sangat sibuk. Kami yang sepakat tak menggunakan baby sitter, akhirnya kewalahan menghadapi Cahaya yang sedang aktif-aktifnya saat itu.

g, hampir setiap hari dia memainkan game

televisi, setidaknya sepasang matanya bisa

li-kali ia memainkan jari-jari

angan gembulnya, tak lupa kalung sebesar rantai kapal juga bertumpuk-tumpuk di lehernya. Entah sejak kapan ibu mertua seperti itu. Seing

an kaki ibu mertua, ia tak ada rasa

g baik tak ikut campur jika ang

bagai menantu, atau dia mungkin sedang mencari perhatian. Aku hampir ta

kl

ar, ia menuju ke ruang kelu

uga. Sini, Nak!" panggil ibu me

inga, di sebelahnya ada Reno, Reni dan ibu mertua. Di depan ibu m

lu sama kalian," ucap ib

ya. Karena ini pembicaraan antar anggota keluarga,"

rubah merah seperti tomat, har

jah menunduk, Rosa melangkah

ut, Bu," ujarku

unya Hj. Nur atau biasa akrab dipanggil Umik Nu

linik kandungan?" sahut Mas F

rumah itu mau dijual karena Umik Nur pindah, ikut anaknya ke Pulau Madura. Sayang 'ka

Cahaya yang sedang menampilkan vlog kakak beradik

aku apa?" tanya Mas Fr

na, nggak banyak, kok," uja

a Mas Frengky

juta. Sisanya tambahin, ya? Itu investasi, loh, nanti juga bisa kamu tempati atau

tentu saja kubalas dengan pelototan tajam. Lagian

menggaji karyawan dengan nominal

ambil menggaruk kepalanya yang kuyakin tak g

Kamu pasti suka, bisa juga nanti buat tempat usaha kamu di

segitu, Bu!" tegasku sem

dapat dari laba kamu selama seminggu. Ya, 'kan? Jangan

n apa ibu lupa, kalau butik itu bukan sepenuhnya punyaku, melainkan usaha gabungan bersa

apa-apa. Itu semua karena aku sudah paham watak ibu mertua dan kedua iparku yang

lih memanfaatkanku. Jadi, untuk menghindari semua itu,

ngkin ia tak menyangka aku berani

bahwa aku hanya dijadikan sapi perah. Apalagi setelah mendengar dari putriku sendiri jika Mas Fre

tri tunjukkan. Sebab, benar kata pepatah, istri adalah cerminanmu dan

ua yang mereka mau, asal bisa membuat mereka bahagia, itu sudah bisa membahagiakan hatiku. Kurasa semua itu seban

ngar bahwa ayah dari anakku dengan lan

n apapun. Tapi aku lebih percaya celoteh kepolosan buah h

semoga Restoku rame, biar aku bisa kasih uang sesu

ga Hj. Zaenab sedang gencar mencari info tentang rumah itu, ibu ng

ia bukan janda kok seenaknya aja ngatain orang lain janda, lagian jan

pulin minggu depan, Reni udah nggak ada uang," kata adik iparku itu sambil memainkan ponselnya.

n Mas udah transfer 'kan dua j

e arahku, ia terlihat salah tingkah. Mun

santai, mencoba m

Ibu banting tulang buat biayain kuliah kamu, jadi sekarang gantian kamu bantu adik

ebih membutuhkan." Ibu mertua menatapku sek

usan, berasa sed

ya, Mas

peduli cukup atau tidak. Aku yang keseringan nombok, bagiku

g? Rasanya aku har

, atau keberatan. Boleh saja dia dengan bebas mau memberi berapapun un

diberikan padaku sebagai nafkah nyatanya adalah u

. kenapa kamu b

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Awal Mula2 Bab 2 Curiga3 Bab 3 Minta Uang4 Bab 4 Terisisih5 Bab 5 Perasaan Ibu6 Bab 6 Sokongan Dana7 Bab 7 Mulai Menyadari8 Bab 8 Suara Desahan 9 Bab 9 Lampu Merah10 Bab 10 Menggagalkan Rencana11 Bab 11 Pengakuan Gilang12 Bab 12 Pesan Rosa13 Bab 13 Gagal Minum14 Bab 14 Teh berbahaya15 Bab 15 Gagal ena-ena16 Bab 16 Rosa Pulang17 Bab 17 Sedikit Bermain18 Bab 18 Ngobrol Santai w Rosa19 Bab 19 Informasi Gilang 20 Bab 20 Pinjam Uang21 Bab 21 Kecemasan Rosa22 Bab 22 Cahaya Murka23 Bab 23 Kantong Belanja24 Bab 24 SkinCare Rosa25 Bab 25 Nayla Curiga26 Bab 26 Rindu Cahaya27 Bab 27 Kedatangan Bu Wak28 Bab 28 Tentang Ayah Vano29 Bab 29 Bersekongkol Dengan Gilang30 Bab 30 Mengerjai Mertua31 Bab 31 Penggerebekan32 Bab 32 Sanksi Sosial33 Bab 33 Kedatangan Carissa34 Bab 34 Tanda Lahir35 Bab 35 Kenyataan Begitu Pahit36 Bab 36 Terbongkar37 Bab 37 Pernikahan Rosa38 Bab 38 Bersama Cahaya39 Bab 39 Tes Psikologi Cahaya40 Bab 40 Kondisi Cahaya41 Bab 41 Operasi42 Bab 42 Tindakan43 Bab 43 Menyusun Strategi44 Bab 44 Operasi Cahaya45 Bab 45 Nayla Terpuruk46 Bab 46 Sidang Pengadilan47 Bab 47 Pembelaan Frengky48 Bab 48 Pengakuan Rosa49 Bab 49 Dendam Rosa50 Bab 50 Bukti51 Bab 51 Keputusan Dokter52 Bab 52 Mimpi Nayla53 Bab 53 Kemunculan Hendra54 Bab 54 Kepergian Cahaya55 Bab 55 Belajar Ikhlas56 Bab 56 Mencari Hendra57 Bab 57 Bertemu Hendra Dan Rosa58 Bab 58 Hendra Bertemu Vano59 Bab 59 Bu Wak Murka60 Bab 60 Frengky Tertabrak 61 Bab 61 Kondisi Rosa62 Bab 62 Mengerjai Frengky63 Bab 63 Kehadiran Gladys64 Bab 64 Rasa Lama65 Bab 65 Kekasih Reno66 Bab 66 Rencana Pertunangan67 Bab 67 Bukti Akurat68 Bab 68 Gladys Misterius69 Bab 69 Mencerna Bukti70 Bab 70 Misteri Ponsel71 Bab 71 Tentang Vano72 Bab 72 Dilamar Hendra73 Bab 73 Pesta Pertunangan74 Bab 74 Gladys Aneh75 Bab 75 Pengakuan Gladys76 Bab 76 Bu Wak Kenapa 77 Bab 77 Misteri Kematian78 Bab 78 Kisah Kelam79 Bab 79 Anak Perempuan80 Bab 80 Di Luar Ekspetasi81 Bab 81 Pertunangan Berujung Murka82 Bab 82 Pengakuan83 Bab 83 Akhirnya Mengaku84 Bab 84 Menemui Rosa85 Bab 85 Mengobrol Dengan Rosa86 Bab 86 Persepsi Nayla87 Bab 87 Pernikahan Gladys88 Bab 88 Melamar Nayla89 Bab 89 Keputusan Nayla90 Bab 90 Suara Wanita Mencurigakan91 Bab 91 Akhir Kisah92 Bab 92 Epilog