Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat
dalah laki-laki yang tampan dan berkharisma, dia juga dilahirkan dari keluarga b
lesai, sebelum pulang Kakek Yoga menyerahkan sebuah ku
para tamu sudah banyak yang pamitan pulang dan menyisak
psi. Rania dan Yoga duduk berdampingan di sofa, masih mengenakan baju pengantin seusai resepsi. Kakek berdiri dengan tongkatnya, senyumnya lembut
dari sakunya. Suara kecil "klik" terdengar saat Kakek membuka ko
ng ingin Kakek berikan
enggenggam tangan Rania, memberi isyarat tenang dengan senyuman tipisnya. Kakek menye. ini un
k kalian berdua. Kalian baru saja memulai perjalanan sebagai suami istri. Di rumah itu, Kakek berharap kalian bisa saling melengkapi, saling men
betapa besar arti pemberian ini, bukan hanya sebagai properti fisik, te
a apa... ini lebih dari yang pernah
yembunyikan rasa terima kasihnya. Ia menunduk
akan menjaga satu sama lain, seperti harapan K
tahu kalian bisa. Kalian adalah pasangan yang baik, dan Kakek yakin
an Yoga tahu bahwa mereka tidak hanya membawa pulang kunci rumah, teta
han adalah perjalanan panjang yang penuh dengan kebahagiaan dan juga tant
rmat, sementara Rania tersenyum
ebutuhan telah disiapkan. Kakek ingin kalian langsung pergi ke sana setelah
sa terima kasih. Rania menjawab dengan suara
rumah kalian, dan ingat, saling memaha
kepada mereka berdua sebelum akhirnya melepaskan me
t pergi lebih dulu disusul oleh asistennya. Sementara it
dulu, ya!" ucap Rania da
ampur aduk. Perlahan, ia mendekat dan memeluk erat Mamanya. Air mata ya
rgi," ucapnya dengan sua
sik, "Kamu anak yang kuat, Nak. Mama yakin kamu b
ahan tangis lebih keras lagi. "Aku akan baik
alik menuju Yoga, yang menunggunya. Mereka pamit, dan langkah demi langkah, Rania berjala
i hatinya terasa perih melihat putrinya
an hari itu, ada tantangan yang menunggu di depan. Senyum manis yang ia kenakan saat ini akan segera diuji oleh berbagai prahara dal
menjalani ini sem