Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat
g lalu. Wajahnya tampak pucat, membuat laki-laki tersebut semakin cemas. Ia merasa bertanggung jawab atas
knya butuh bantuan medis. Aku hampir menabraknya tadi, dan sekar
ginya segera datang untuk memastikan keadaan Rania. Waktu terasa berjalan l
cepat dan tenang, beliau menghampiri Rania yang masih terbaring lemah di ra
h diukur, dan ia bertanya beberapa hal kepada Rania yang dijawab dengan suara pelan.
lami syok. Pastikan dia istirahat cukup, dan jika ada gejala
erima kasih, Dok," ucapnya dengan penuh rasa syukur. Ia pun memastikan
saan selesai. "Dok, bagaimana kondisinya? Apakah ada yang lebih serius? Ap
edikit syok. Tidak ada cedera fisik yang serius, tapi mentalnya mungkin masih terguncang. Dia butuh istiraha
dia minum obat ini secara teratur, dan berikan dia lingkungan yang tenang dan nyaman. Jika ada t
mendapatkan yang terbaik." Dokter pun tersenyum kecil dan pamit setelah memastikan semua aman, meni
lain. Keceriaan yang Yoga rasakan di luar sangat kontras dengan keadaan Rania yang tidak mengetahui apa pun. Pagi menjelang, Yoga kembali dengan perasa
, matanya perlahan menyesuaikan diri dengan ruangan yang asing. Kepalanya masih berdenyut, dan ia mencoba mengingat bagaimana bisa ber
adaanmu?" tan
n terbuka. Seorang pria berdiri di sana, wajahnya serius tapi tidak
nada panik, tubuhnya menegang, m
Kamu pingsan tadi malam, jadi aku membawamu ke sini. Jan
Suara Rania sedikit gemetar, matanya m
u menemukanmu di jalan, dan kamu tidak sadarkan diri. Sepertinya kamu terjatuh atau kelelahaan. Aku tid
enjelasannya. Ia memandang pria itu dengan bin
membuatku memutuskan untuk merawatmu di sini dulu. Kalau kamu masih merasa ti
berat dan pikirannya kusut, tapi ia bisa merasakan bahwa pria i
alam?" tanya Rania perlahan, suaranya mula
ya menemukanmu terbaring di pinggir jalan, terluka. Mungkin kamu mengalami kecel
g salah, tapi tak bisa mengingatnya dengan jelas. Yang ia tahu hanyalah bahwa tubuhnya terasa
isini! Bukankah kamu pergi jauh!"
lu Rania, dengan sabar mendekat samb
embuh ya. Aku tahu kamu pasti udah bosan di sini."
meja samping ranjang Rania, se
ak perlu repot-repot gini, j
ia menatap bubur ayam itu, merasa terharu dengan perhatian Rendi.
at pulih dan bisa pulang, aku khawatir oran
dekat tempat tidur, m
mah itu! Aku bakal segera pulih, kok. Cuma butu
da rasa berat karena ia tahu pemulihan ini b
g terjad