Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat
dengan sulaman halus membalut tubuhnya, tapi matanya memancarkan keraguan yang dalam. Hari ini adalah hari yang mengubah hidupnya, ia akan m
impiannya, tidak ada cinta, tidak ada persahabatan, hanya komitmen yang disusun oleh keluarga. Rania menarik nap
tanya berkaca-kaca, menahan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-
. Tapi percayalah, takdir Allah selalu yang terbaik, meskipun kadang sulit kita pahami. Terim
gatan tangan ibunya memberi kekuatan, meski hati masih bergemuruh. Ia men
esuatu yang belum sempat Ibu sampaikan ... Ini bukan hanya tentang pe
dengar kata-kata itu. "Wasiat Pap
utnya bisa menjaga dan melindungimu. Dia sudah memikirkan ini jauh sebelum kepergiannya. Papa percaya,
t untuk menolak. "Papa selalu ingin yang terbaik untukmu, Rania," lanjut mamanya dengan suara penuh kelembu
ekuatan. Ketika kakinya menginjak area tempat akad, tatapannya langsung tertuju pada sosok Yoga. Ia berdiri tegap di sana, tampak tenang dengan wajah
rjadi begitu cepat. Segalanya terasa seperti mimpi yang belum sepenuhnya ia pahami. Namun, di hadapan pe
hikmat. Yoga mempersiapkan diri untuk melantunkan ijab kabul. Suasana
at bismillah, diikuti dengan beberapa penjelasan singkat mengenai makna
Yoga menatap lekat pada wali Rania. Suaranya
ia binti Hendra dengan ma
n yang hadir pun mengikuti, meng
merasa dunia di sekitarnya mengabur. Hatinya bergetar, antara kebahagiaan dan ketidakpastian yang selama ini menyeli
lega seperti yang biasa dirasakan oleh pengantin pada umumnya. Alih-alih merasa bahagia, ada kekosongan yang sul
isa ia nikahi karena desakan keras dari sang Kakek yang sangat berpengaruh dalam keluarganya. Kakek Yoga menginginkan R
uinginkan, tapi aku tidak p
u apa yang berkecamuk di hati Yoga. Ia hanya melihat sosok pria yang baru saja menjadi s
untuk menikahi Rania adalah demi memenuhi kewajiban keluarganya. Tapi jauh di dalam lubuk ha