Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat
rik ke arah Yoga yang tampak asyik berbicara dengan seorang wanita cantik di sudut ruangan, senyumnya begitu lebar, sesuatu yang jarang ia l
ah membasahi kain lembut yang ia kenakan dengan susah payah. "Astaga! Maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja!" s
ahan. Ia mengenal suara itu. Tubuhnya menegang seketika. Saat pria it
dengan nada syok,
rsalah. "Rania... Aku benar-benar tidak menyangka akan bertemu kamu di sini. Maafkan aku soal ini," katanya d
aik saja? Pertemuan ini membangkitkan kenangan lama, perasaan yang dulu pernah ada dan belum sepenuhnya hilang. Sementara Yoga
ngan. Dengan cepat, ia menyadari situasi yang tak terucapkan. Melihat kesedihan yang tak
anyanya lembut sambil menatap
, ia mengangguk, meski dalam hatinya ia tahu dirinya jauh dari kata baik-baik saja. Namun, di hadapan Rendy, ada rasa a
baik-baik saja," jawabnya pelan
perlu berpura-pura kuat. Jika ada yang ingin kamu bicarakan atau kamu
ya sendiri, Rendy seakan hadir di saat yang tepat-seperti seseorang yang selalu muncul di saat dia paling
Ia merasa ada yang aneh dengan situasi tersebut, membuatnya segera berjalan menghampiri mereka. Saat sudah cukup de
ertuju pada Rania. "Apa yang terjadi dengan istri saya?" tan
tri Anda, Pak Yoga? Saya benar-benar tidak tahu," ujarnya dengan nada ramah, sambil menatap Rania dengan ekspresi minta maaf. "Sebenarnya ini hanya insiden kecil. Tadi tanpa s
ionalnya. "Begitu rupanya," ucapnya, berusaha menahan rasa cemb
benar memberinya perhatian, sementara di sisi lain ada Rendy, yang hadir dengan sikap hangat dan perhat
ung terhenti saat tiba-
ami hormati. Terima kasih sudah hadir pada malam yang istimewa ini. Kami
Kami sangat menghargai antusiasme dan kehadiran Bapak dan Ibu sekalian. Sekarang, i
duduk di tempat yang telah disediakan. Nikmatilah malam yang penuh ke
at menikmati acara,
u-lampu kecil menggantung di sepanjang kapal, memancarkan cahaya hangat yang melengkapi gemerlapnya bintang di langit. Meja-meja dihiasi denga
eresahan melihat Yoga yang sibuk berbincang dengan wanita lain, untungnya ada Rendy, teman lama yang ternyata juga hadir malam itu. Yoga tam
rangi sedikit rasa canggung yang sebelumnya terasa di hati Rania. Di sekitar mereka, para tamu meni
amanan malam itu. Pemandangan horizon yang luas, ditemani cahaya lampu kota di kejauhan,
ga perlahan menggelayuti pikirannya, membuatnya tersenyum tipis sambil memanda
laut dengan tatapan kosong. Ia bisa melihat jelas bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikira
tanya Rendy dengan nada lemb
enyuman itu penuh kepalsuan. "Iya, aku baik-baik saja. Hanya